Sukabumi, 30/3 (Antara) - Kementerian Pertanian RI menargetkan pengembangan bawang putih setiap tahunnya mencapai 2.000 hektare untuk memenuhi permintaan konsumen dan menambah pasokan ke pasaran.
"Diharapkan dengan progam pengembangan lahan untuk bawang putih ini dalam waktu beberapa tahun ke depan bisa kembali lagi ke 20 ribu hektare untuk produksi bawang putih lokal," kata Menteri Pertanian RI, Suswono kepada wartawan, Rabu.
Namun, karena serbuan produk bawang putih impor lahan pertanian tersebut semakin berkurang setiap tahunnya, ini disebabkan petani menjadi malas dan tidak bisa bersaing dengan produk pertanian dari impor tersebut yang bisa dikatakan harganya lebih murah dibandingkan dengan produk lokal.
Menurut Suswono, mayoritas petani di Indonesia adalah petani buruh yang rata-rata lahannya hanya 0,3 hektare dan harus bersaing dengan petani-petani dari luar negeri yang setiap petaninya memiliki lahan yang sangat luas ditambah dengan teknologi pertanian yang sudah maju.
Lanjut dia, ini menjadi salah satu masalah pihaknya sehingga setiap tahunnya produksi bawang putih terus menurun setiap tahunnya. Maka dari itu Kementan mempunyai target untuk terus mengembangkan lahan pertanian khususnya bawang putih setiap tahunnya.
"Dahulu Indonesia mempunyai lahan bawang putih hingga 20 ribu hektare, karena banjirnya produk bawang putih impor yang harganya cukup murah sehingga banyak petani yang beralih tanam. Maka dari itu dengan penambahan luas lahan ini ditunjang dengan teknologi pertanian yang baik, produk bawang putih lokal harganya bisa bersaing dengan yang impor," tambahnya.
Dikatakan dia pihaknya juga akan menyediakan bibit dan varietas unggul bawang putih sehingga hasil produksinya pun besar. Selain itu, agar bawang putih impor tidak terus membanjiri pasaran dalam negeri, bisa diatasi dengan tarif masuk sehingga ada keseimbangan harga produk impor dengan lokal.
Upaya ini agar produk lokal terus bergairah atau bisa dikatakan produk impor hanya untuk penambah saja jika produk lokal belum bisa mencukupi permintaan pasar.
"Kami berharap produk pertanian lokal yang bisa memegang peran di pasaran sehingga produk impor hanya sebatas membantu jika terjadi kurang pasokan dari lokal," kata Suswono.
Di sisi lain, petani akan menanam jika menguntungkan maka dari itu jika ada insentif harga pasti petani akan terus bergairah. Dahulu Indonesia pernah berswasembada bawang putih, namun karena kalah bersaing pasokan di pasaran saat ini 90 persen adalah dari impor. Bahkan, bawang merah saat panen raya bisa sampai surplus dan diekspor.
Aditya
Kementan Targetkan Pengembangan Bawang Putih 2.000 Hektare/Tahun
Sabtu, 30 Maret 2013 18:00 WIB

Kementan Targetkan Pengembangan Bawang Putih 2.000 Hektare/Tahun
Kementan-Targetkan-Pengembangan-Bawang-Putih-2.000-HektareTahun-