Bogor (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan BPJS Kesehatan terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya dialami oleh Inti Fitri Alia (37), seorang pegawai swasta di Jakarta yang sempat menjalani rawat inap karena radang tenggorokan cukup parah pada tahun 2019.
Inti bercerita, awalnya ia hanya merasa tidak enak badan dan tenggorokan sedikit nyeri. Ia mengira itu hanya sakit ringan yang bisa sembuh dengan istirahat dan hanya perlu meminum obat warung saja. Namun, beberapa hari kemudian kondisinya justru semakin menurun. Suhu tubuhnya naik, tenggorokan semakin sakit hingga membuatnya sulit menelan makanan.
“Awalnya saya pikir hanya radang biasa, tapi lama-lama semakin parah. Saya jadi lemas, tidak bisa makan juga karena susah nelan, suara aja sampai hampir hilang,” ungkapnya, Kamis (21/08).
Baca juga: Tak keluarkan biaya apapun, Esti bersyukur ibu bisa operasi pakai BPJS
Masih merasa khawatir, ia kemudian memutuskan berobat ke klinik yang menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sesuai kepesertaan yang ia miliki di BPJS Kesehatan. Dokter di klinik memeriksa kondisi tubuhnya dengan saksama. Setelah diperiksa, dokter menyarankan agar ia segera dirujuk ke rumah sakit karena ada sedikit infeksi yang dialami tidak bia ditangani di tingkat klinik.
“Pas pertama saya ke FKTP, dokter sih langsung bilang saya butuh perawatan lebih lanjut. Dari klinik saya diberi rujukan ke rumah sakit juga,” ujarnya.
Setelah sampai di rumah sakit, ia menjalani pemeriksaan lebih mendalam. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya radang cukup berat sehingga dokter memutuskan untuk merawatnya di ruang rawat inap. Tanpa banyak pertimbangan, Inti menyetujui saran itu demi kesehatannya.
Hal yang membuat Inti lega, seluruh biaya perawatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Mulai dari biaya kamar, pemeriksaan laboratorium, obat-oabatan hingga tindakan medis yang diberikan dokter. Ia tidak perlu mengeluarkan biaya pribadi sedikit pun.
“Alhamdulillah, semua ditanggung. Dari pemeriksaan sampai ke rawat inap hingga pemulihan yang harus membutuhkan obat-obatan sampai benar-benar sembuh. Saya bersyukur sekali dapat jaminan kesehatan dari kantor yang sangat bermanfaat untuk saya,” ungkapnya.
Baca juga: Gunakan BPJS Kesehatan periksa gigi, Erlangga: Pelayanannya baik dan gratis
Inti dirawat selama tiga hari di rumah sakit. Selama perawatan, dokter rutin memantau kondisinya dan perawat sigap membantu setiap kali ia membutuhkan. Ia mendapatkan obat antibiotik serta terapi yang sesuai hingga kondisinya berangsur membaik.
“Saya sampai kaget, saya dirawat di kamar yang benar-benar sesuai kelas yang saya dapatkan. Tapi pelayanannya tetap baik, dokternya juga menjelaskan kondisi saya dengan jelas, jadi saya merasa lebih tenang,” tambahnya.
Setelah kondisinya stabil, Inti diperbolehkan pulang. Ia dibekali obat dan anjuran dari dokter untuk menjaga pola makan serta istirahat yang cukup. Sejak saat itu, ia lebih memperhatikan kesehatannya dan tidak lagi menyepelekan gejala penyakit.
Pengalaman sakit itu membuatnya semakin sadar pentingnya jaminan kesehatan. Ia merasakan sendiri bagaimana BPJS Kesehatan membantu meringankan beban biaya yang seharusnya besar jika ditanggung sendiri.
Baca juga: Kulit kering dan alergi bikin panik, Reni: Untung ada BPJS semua ditanggung
“Nah sejak saat itu saya semakin yakin, punya jaminan kesehatan itu penting sekali. Kita tidak pernah tahu kapan sakit datang,” ujar Inti.
Kini, Inti tetap aktif sebagai peserta JKN. Setiap kali ia merasa sakit, ia tidak ragu menggunakan fasilitas yang tersedia.
“Saya walaupun pekerja gini tidak ragu menggunakan BPJS Kesehatan buat berobat. Keluarga saya juga saya aktifkan kepesertaannya, jadi ga perlu ribet buat berobat kesana kemari deh. Ya setidaknya saya tidak sakit iuran kepotong karena membantu yang lain juga, saya tidak merasa rugi juga ko dipotong tiap bulannya,” ungkapnya.
Hal ini adalah contoh nyata bagaimana gotong royong dalam program JKN benar-benar membantu masyarakat. Iuran yang dibayarkan peserta setiap bulan kembali dalam bentuk perlindungan kesehatan ketika dibutuhkan. (MI/sd)
