Makassar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan menyebut desa wisata di provinsi itu memiliki potensi besar menarik investasi, terutama dari sektor riil untuk memperkuat ekonomi daerah sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Sulawesi Selatan itu sangat kuat dengan destinasi-destinasinya. Masing-masing desa wisata itu punya karakteristik keunggulannya sendiri-sendiri," ujar Ekonom Senior Kpw BI Sulsel Deded Tuwanda saat diskusi bertema "Kiprah Bank Indonesia dalam Pertumbuhan Ekonomi Daerah" di Makassar, Rabu malam.
Potensi ekonomi di tingkat daerah dapat digerakkan tidak sekadar melalui dukungan anggaran pemerintah, tetapi juga lewat dorongan investasi yang berkelanjutan.
"Kalau kita bicara pembiayaan ekonomi, tentu 'enggak' bisa hanya berharap dari APBD dan APBN saja. Kita sangat berharap pembiayaan ekonomi itu sumbernya juga dari investasi," ujar dia.
Untuk memperluas sumber pembiayaan, BI bersama Pemerintah Provinsi Sulsel mendorong tiap kabupaten dan kota menyiapkan proyek-proyek dalam bentuk "investment project ready to offer" agar bisa langsung ditawarkan kepada investor, termasuk dari luar negeri.
"Ketika sudah ada 'investment project ready to offer' kita bisa tawarkan ke investor, terutama investor asing. Kalau investor asing masuk ke sektor riil, tentu modalnya tidak gampang keluar seperti di surat berharga atau saham. Itu bagus juga karena berimplikasi positif pada nilai tukar rupiah," tutur Deded.
Menurut dia, kekayaan desa wisata di Sulsel bisa menjadi salah satu fokus investasi lantaran memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.
Setiap desa wisata, lanjut Deded, mampu menghadirkan pengalaman berbeda bagi wisatawan, mulai dari keindahan panorama alam hingga kekayaan budaya lokal.
Baca juga: Pengelola desa wisata apresiasi BI NTT dukung pariwisata
Baca juga: Desa Kemiren Banyuwangi Jatim masuk Jaringan Desa Wisata Terbaik Dunia
Baca juga: Tiga desa wisata di Karawang raih prestasi nasional dan rovinsi tahun ini
