Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Kabupaten Bekasi dalam beberapa tahun terakhir menjelma menjadi kawasan paling seksi di mata pengembang properti bahkan julukan 'sunrise' properti semakin melekat seiring deras investasi yang masuk untuk membangun perumahan, kawasan komersial hingga pusat industri.
Associate Director Research and Consulting Leads Property Services Indonesia Martin Samuel Hutapea mengungkap ada empat faktor kunci yang membuat Bekasi begitu menjanjikan yaitu aksesibilitas semakin mudah, infrastruktur masif, ketersediaan lahan luas dengan harga lebih terjangkau dibanding Jakarta, serta pertumbuhan populasi yang pesat.
"Pembangunan infrastruktur di Bekasi sangat pesat. Proyek seperti Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated dan LRT Jabodebek benar-benar mengubah wajah Bekasi. Kini masyarakat punya pilihan transportasi publik berbasis rel yang efisien sehingga tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kendaraan pribadi," katanya di Cikarang, Kamis.
Selain infrastruktur, faktor lahan juga menjadi daya tarik tersendiri. Bekasi masih memiliki ruang pengembangan yang luas dengan harga tanah relatif lebih rendah, memungkinkan pengembang membangun proyek skala besar yang tidak mungkin lagi dilakukan di Jakarta.
Bekasi juga dikenal sebagai pusat industri nasional. Ribuan pabrik dan perusahaan di kawasan ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Arus pekerja, terutama dari kalangan milenial dan Gen Z, mendorong tinggi permintaan hunian yang dekat dengan lokasi kerja.
Kondisi ini membuat pasar properti Bekasi bergerak dinamis, baik untuk penjualan maupun sewa sekaligus memicu perkembangan fasilitas pendukung seperti sekolah, universitas, rumah sakit hingga pusat hiburan.
Merespons momentum ini, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) tampil optimistis. Melalui kawasan kota modern berfasilitas internasional Lippo Cikarang Cosmopolis, perusahaan terus menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat urban.
Presiden Direktur LPCK Marlo Budiman mengungkapkan perseroan berhasil membukukan pra-penjualan Rp791 miliar sepanjang semester pertama 2025, setara 48 persen dari target setahun penuh. Pada periode yang sama, pendapatan melonjak hingga Rp2,24 triliun, tumbuh 224 persen dibanding semester pertama 2024.
Kontribusi utama pra-penjualan berasal dari segmen residensial yakni sebesar 52 persen dan komersial yang mencapai 40 persen, sementara lahan industri menyumbang delapan persen dari total pra-penjualan.
Pada periode yang sama, total penjualan 688 unit bersumber dari berbagai produk mulai dari XYZ Series, Q Series, Cendana Spark hingga The Allegra @ Casa de Lago.
"Kepercayaan konsumen adalah kunci. Karena itu, kami berkomitmen menyelesaikan pembangunan tepat waktu dan memastikan serah terima berjalan sesuai jadwal," demikian Marlo.(KR-PRA).
