Depok (ANTARA) - Town Hall Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) melakukan sinergi lima pilar perkuat kemandirian material strategis dengan mengumpulkan Jenderal TNI, Praktisi Tambang, Operator Layanan publik, Profesor serta Kementerian Perindustrian untuk memperkuat kemandirian material strategis.
Ikatan Alumni Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) sukses menggelar acara Town Hall 60 tahun DTMM UI bertajuk “Kepemimpinan yang menempa Inovasi dan menguatkan Bangsa dalam Ekosistem Material Strategis Nasional”.
Acara yang diadakan pada 9 Oktober 2025 bertempat dibilangan Jakarta Selatan yakni Bale Nusa Pakubuwono ini menjadi forum langka yang mempertemukan lima pilar utama pembangunan nasional: Akademisi, Militer, Praktisi Industri Pertambangan, Praktisi Transportasi dan Kementerian Perindustrian.
Town Hall ini secara resmi dibuka oleh Dr Deni Ferdian selaku Ketua Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI, dengan keynote speech yang disampaikan oleh Dr Andi Rizaldi sebagai pejabat
dari Kementerian Perindustrian yang menekankan urgensi tentang kemandirian industri ketika konstelasi dunia yang sedang berubah atau dikenal sebagai era VUCA (Volatile, Uncertainty, Complexity & Ambiguity).
Diskusi panel dihadiri oleh Laksamana Muda TNI Aditya Kumara selaku staf ahli Panglima
TNI, Direktur Teknis PT Bukit Makmur Resources Ridho Lestari, ST dari Asosiasi Pertambangan, Daud
Joseph, ST, MGM Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta serta Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan dari klaster riset Metalurgi da Material UI.
Mendukung Industri Pertahanan, Hilirisasi Tambang yang ramah lingkungan hingga layanan publik yang
prima.
Town Hall berfokus pada peran krusial ilmu dan para ahli metalurgi material dalam mendukung tiga isu strategis nasional: kemandirian Industri Pertahanan, transportasi publik dan percepatan Hilirisasi Pertambangan.Laksamana Muda TNI Aditya Kumara menyampaikan pentingnya inovasi material untuk Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista).
"Kemandirian pertahanan kita sangat bergantung pada penguasaan teknologi material yang kuat dan lokal. Forum seperti ini adalah jembatan untuk memastikan kebutuhan spesifikasi militer dapat diterjemahkan menjadi riset aplikatif di kampus," ujarnya.
Senada dengan pandangan aspek militer, Ridho Lestari, ST menyoroti tantangan hilirisasi. "Indonesia kaya akan nikel, tembaga, dan bauksit. Namun, inovasi kepemimpinan bidang rekayasa metalurgi material makin krusial dibutuhkan guna memastikan kita tidak hanya berhenti pada pengolahan, tetapi maju ke industri manufaktur bernilai tinggi, menciptakan rantai pasok yang tangguh, dan memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku industri," katanya.
Pada kesempatan yang sama Daud Joseph, ST,
MGM selaku Direktur Operasional PT Transjakarta yang notabene merupakan konsumen produk-produk dan jasa ilmu rekayasa metalurgi mengatakan urgensi optimasi material untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan komponen yang digunakan sepertirangka, mesin, body dan sistem lainnya mejadi mutlak serta berkorelasi kuat dengan aspek keselamatan transportasi.
Guru Besar DTMM Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan menutup diskusi dengan menyatakan bahwa pilar
Kepemimpinan Bangsa yang Inovatif dan Tangguh dari kampus adalah mereka dengan: Kejelasan tentang arah pengembangan Karir para alumni, dukungan penuh Keluarga serta Legacy estafeta keunggulan atau dikenal sebagai Prophetic Leadership.
Prof Bondan yang juga pernah bertugas sebagai Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI mengatakan bahwa Universitas Indonesia siap menjadi lokomotif kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya manusia guna mewujudkan visi Indonesia Emas melalui
penguasaan material dan metalurgi.
Hasil dan Rekomendasi Kolaboratif (disarikan oleh Askar Triwiyanto, PhD - Ketua Asosiasi Metalurgi dan Material Indonesia)Town Hall ini menghasilkan beberapa rekomendasi utama:
1. Program Riset Bersama (Joint Research): Menginisiasi proyek riset yang didanai bersama antara industri tambang, TNI, dan UI terutama terkait pengembangan material kritis.
2. Kurikulum Metalurgi Adaptif: Mendorong penyesuaian kurikulum di perguruan tinggi agar
selaras dengan kebutuhan skill masa depan yang kompetitif pada industri pertahanan, layanan
publik dan hilirisasi.
3. Forum Kebijakan Inovasi: Pembentukan forum reguler antara Kementerian Perindustrian dan
akademisi/industri untuk mempercepat standarisasi dan sertifikasi material buatan dalam negeri.
Tentang Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
FTUI adalah salah satu fakultas teknik tertua dan terkemuka di Indonesia, yang berfokus pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan bangsa. Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) adalah pionir dalam bidang material dan pengolahan mineral di Indonesia.
Lulusan dari program Sarjana Metalurgi dan Material FTUI ini dibekali dengan pemahaman fundamental yang sangat kuat dan seimbang antara dua pilar utama ilmu ini:
1. Metalurgi Proses (Ekstraksi): Mereka mempelajari secara mendalam bagaimana mengolah dan mengekstraksi logam dari bijihnya hingga menjadi logam murni. Ini sangat relevan untuk industri pertambangan dan pengolahan mineral di Indonesia, seperti nikel, timah, tembaga, dan emas.
2. Metalurgi Fisik dan Ilmu Material: Mereka menguasai rekayasa material untuk mendapatkan
sifat-sifat tertentu. Ini mencakup pemahaman tentang struktur mikro material, cara memperkuat
logam, mencegah kegagalan (seperti korosi dan patahan), serta pengembangan material nonlogam seperti polimer, keramik, dan komposit.
Kombinasi ini membuat DTMM mampu menghadirkan sarjana dengan multi talenta serta mampu meniti karir diberbagai prodesi mulai sektor hulu (pertambangan) hingga hilir (manufaktur, otomotif, dirgantara, industri pertahanan bahkan biomedis).
Town Hall Metalurgi UI sinergi lima pilar perkuat kemandirian material strategis
Sabtu, 11 Oktober 2025 8:50 WIB
Town Hall Metalurgi UI sinergi lima pilar perkuat kemandirian material strategis. ANTARA/istimewa (ANTARA/istimewa)
