Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat mengungkapkan bahwa konsumsi susu di kalangan masyarakat setempat hingga kini masih relatif rendah.
"Dari standar nasional sebesar 14 kilogram susu setiap orang selama setahun, daya konsumsi masyarakat Jawa Barat hanya separuhnya, sebesar tujuh kilogram," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, di Bekasi, Selasa.
Wilayah Kota Bekasi juga masuk sebagai daerah yang tingkat konsumsi susu cukup rendah di Jawa Barat sehingga dikhawatirkan bisa berimplikasi pada kondisi tubuh, terutama anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Hal itu disampaikan Dewi saat peluncuran Gerakan Minum Susu di kalangan pegawai dan siswa di Plaza Pemerintah Kota Bekasi.
Dia mengatakan tingkat konsumsi susu masyarakat rendah bila dibandingkan dengan India yang mencapai 70 kilogram setiap orang selama setahun.
"Anak-anak yang kurang asupan susu bisa mengalami `stunting` (kekerdilan) dibanding anak lain di usianya," ujarnya.
Menurut dia, kekerdilan sudah ditemui di wilayah Jawa Barat yang kini tercatat ada sekitar 2,9 persen anak-anak di daerah itu.
"Bila dianalogikan, satu dari tiga anak di antaranya mengalami kondisi `stunting`. Kandungan gizi di susu sangat tinggi, karena ada kalsium, magnesium, vitamin B2, zat besi, potasium, dan sebagainya," ujarnya.
Dia menilai, kondisi kekerdilan tidak hanya karena sang anak lalai dalam meminum susu, ?namun juga bisa dijumpai bilamana sang ibu yang tengah hamil enggan meminum susu.
"Ibu yang tengah mengandung wajib meminum susu karena perkembangan janin membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang di rahim," katanya.
Dinas: Konsumsi susu masyarakat Jabar rendah
Selasa, 16 Oktober 2018 20:14 WIB
Anak-anak yang kurang asupan susu bisa mengalami stunting (bertubuh pendek) di banding anak lain di usianya.