Jakarta (ANTARA) - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama Danone Indonesia mengirimkan delegasi akademisi ke Turki pada dalam rangka program Indonesia-Middle East and North Africa (MENA) Expert Exchange 2025 guna memperdalam pemahaman dan kolaborasi dalam pengembangan industri halal di Indonesia.
Direktur Halal Center UNU Yogyakarta sekaligus Wakil Dekan Fakultas Industri Halal UNU Yogyakarta Listiana Hidayati menjelaskan melalui kunjungan tersebut para pakar dapat memperluas wawasan dan jejaring internasional untuk memperkuat ekosistem halal di Indonesia.
“Dengan keterlibatan langsung bersama lembaga-lembaga terkemuka Turki, delegasi UNU Yogyakarta mendapatkan wawasan yang berguna untuk memperkaya ekosistem halal Indonesia. Agenda ini juga memperluas jaringan internasional dengan lembaga halal terkemuka di Turki, baik dari sisi akreditasi, sertifikasi, dan riset,” ujar Listiana dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Delapan dosen Universitas Nahdlatul Ulama Kalsel terima dana hibah nasional untuk penelitian
Delegasi tersebut diantaranya terdiri atas Rais Syuriah PWNU DIY KH Mas’ud Masduki, Direktur Kemitraan & Kerjasama BPJPH Dr. Fertiana Santy, Guru Besar Teknik Kimia ITS Prof. Setyo Gunawan PhD, LPTNU dan Dosen Universitas Brawijaya Dr. Muhammad Faishal Aminuddin, perwakilan UNU Yogyakarta yang terdiri dari Direktur Center for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) Dr. Wiwin Rohmawati, Direktur Rekognisi Global Dr. Muammar Zayn Qadafy, dan Direktur Halal Center Listiana Hidayati, serta Head of Regulatory Affairs Danone Indonesia Prima Sehanputri.
Melalui program itu delegasi berkesempatan berdialog dan berbagi praktik terbaik terkait industri halal dengan kunjungan ke Halal Accreditation Agency (HAK) Ankara, Lokman Hekim University (LHU), Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Ankara, Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC) yang merupakan badan standarisasi internasional negara-negara Islam, salah satu lembaga sertifikasi halal di Turki GIMDES, dan fasilitas operasional Danone di negara tersebut.
Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 merupakan bagian dari kolaborasi antara NU melalui UNU Yogyakarta dan Danone Indonesia yang disepakati PBNU dan Danone Indonesia sejak 22 Maret 2025 yang lalu dan berfokus salah satunya mengenai pentingnya menjembatani peran masyarakat sipil, akademisi, pemerintah, dan industri dalam memajukan studi halal.
Baca juga: KemenPPPA prihatin terjadi lagi kekerasan seksual oleh rektor di perguruan tinggi
Selain ke Turki program Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 direncanakan juga akan memberangkatkan pakar-pakar Indonesia ke Mesir untuk mengkaji bidang pertanian berkelanjutan. Sebaliknya, sejumlah akademisi dari Turki dan Mesir juga akan berkunjung ke Indonesia untuk berbagi wawasan tentang kesehatan publik.
Head of Regulatory Affairs Danone Indonesia Prima Sehanputri menyampaikan program Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 ke Turki merupakan bentuk komitmen pihaknya mendukung industri halal nasional.
Pihaknya percaya aspek halal merupakan prinsip fundamental yang harus dijalankan secara menyeluruh. Danone Indonesia terus memperkuat ekosistem halal melalui penerapan rantai nilai halal yang terintegrasi, mulai dari proses produksi, inovasi produk, hingga distribusi yang sesuai dengan standar dan syarat kehalalan.
Baca juga: Luhut hibahkan 10 hektare tanah di kawasan Jonggol kepada PBNU
“Untuk itu melalui kolaborasi bersama UNU Yogyakarta, kami berkomitmen mendukung kemajuan industri halal nasional dan memastikan setiap produk yang kami hadirkan tidak hanya halal, tetapi juga bermanfaat, aman, dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia,” ujar Prima.
Selain itu kunjungan delegasi tersebut juga ditindaklanjuti dengan serangkaian kolaborasi meliputi penyediaan beasiswa magister di bidang halal, berbagi pengetahuan, dan juga program pertukaran mahasiswa dan dosen, serta konferensi dan riset bersama.
