Jakarta (ANTARA) - Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) dan Museum Catur Indonesia mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), masing-masing sebagai sekolah dan museum catur pertama yang didirikan di Indonesia.
“Saya rasa walaupun kami juga tidak menyangka bahwa kami diberikan oleh MURI untuk rekor ini. Karena kami menjalankan ini semua dengan cinta, dengan kasih semua yang kami perjuangkan untuk catur Indonesia," kata Pendiri SCUA Eka Putra di Museum Rekor Dunia Indonesia, Gedung Jaya Suprana Institute Kelapa Gading Jakarta, Senin.
Pendiri Rekor MURI Jaya Suprana menyampaikan apresiasi atas langkah dari kolaborasi Eka Putra Wirya bersama Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi) Grand Master Utut Adianto dan jajaran pengurus yang menggagas sekolah catur dan museum catur pertama di Indonesia.
Baca juga: Pecatur muda Shafira Devi ingin segera sabet gelar Woman Grand Master
Eka Putra Wirya, yang juga merupakan Pembina PB Percasi, bertekad untuk terus melahirkan seorang juara dunia catur dari Indonesia.
"Itu yang mungkin satu pemikiran saya, satu harapan saya ke depan. Dan saya yakin bahwa suatu saat nanti kita akan mendapatkan atlet catur yang berbakat sekali,” ujar Eka.
Disinggung soal pengorbanan moril dan materil yang telah diberikannya selama puluhan tahun membantu pembinaan catur, Eka menegaskan semua itu dilakukannya atas dasar cinta terhadap dunia catur sehingga terasa ringan dan menyenangkan.
Baca juga: Ini dia daftar pecatur di Indonesia GM Tournament 2025
Selain berkontribusi secara materi, Eka juga menyumbangkan gagasan untuk lebih memopulerkan catur kepada masyarakat.
Salah satu gagasannya yakni dengan mendirikan SCUA dan Museum Catur Indonesia yang difungsikan untuk memperkenalkan catur dengan konsep dan pendekatan lebih menyenangkan ke masyarakat.
Ia juga berhasil mengajak institusi pendidikan BPK Penabur untuk turut aktif memajukan catur dengan menggelar turnamen untuk para pelajar baik skala nasional maupun internasional.
Baca juga: Susanto Megaranto sapu bersih emas catur nomor perorangan Porprov Jabar
Sebagai wujud cintanya pada catur, Eka juga berkeinginan untuk bisa mendirikan SCUA dan Museum Catur Indonesia di berbagai daerah di Indonesia agar semakin banyak anak yang menggemari catur.
Sejalan dengan misi tersebut SCUA Bekasi kini rutin menggelar Chess Fun Night.
"Jadi, tiap hari Selasa, dua minggu sekali, kita di Cafe Tutur membuat catur gembira. Kita ingin menyenangkan anak-anak kecil. Supaya catur mereka senang dengan catur. Kalau kita terlalu serius, mungkin mereka nggak mau. Tapi dengan cara kita memberikan sesuatu yang menarik, sesuatu yang gembira,” ujarnya.
