Makassar (ANTARA) - UPT RSUD Haji Makassar bersama Aksi Stop Stunting (ASS) Sulsel berkolaborasi di beberapa titik di Kota Makassar dalam upaya percepatan penanganan stunting di Sulawesi Selatan.
Direktur UPT RSUD Haji dr Evi Mustikawati di Makassar, Kamis, mengatakan kolaborasi dengan ASS Sulsel menjadi wujud nyata dukungan RSUD Haji Makassar terhadap program prioritas Pemprov Sulsel dalam menekan angka stunting secara berkesinambungan.
“Upaya ini sejalan dengan komitmen kami dalam mendukung program strategis Gubernur Sulawesi Selatan untuk percepatan penurunan stunting,” katanya.
Dalam kolaborasi tersebut, Tim Penanganan Gizi dan Dampak (TPGD) ASS membawa pasien stunting untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan dari tim medis RSUD Haji Makassar.
Baca juga: Pemkot Bima NTB pastikan program gizi 3B jadi strategi turunkan angka stunting
Baca juga: BKMT perkuat pendidikan agama dan cegah stunting
Selanjutnya, dokter spesialis anak memberikan layanan kesehatan dan pendampingan bagi pasien stunting yang tersebar di sejumlah puskesmas lokus ASS, yakni PKM Sudiang – 4 pasien (2 lokus); PKM Sudiang Raya – 2 pasien (1 lokus); PKM Mangasa – 1 pasien (1 lokus); PKM Layang – 1 pasien (1 lokus); dan PKM Kaluku Bodoa – 1 pasien (1 lokus).
Ia menjelaskan, RSUD Haji Makassar sebagai rumah sakit rujukan regional juga berupaya menghadirkan layanan kesehatan komprehensif, mulai dari promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif.
Fokus layanan diberikan khusus bagi ibu hamil, bayi, dan balita agar mereka mendapat pendampingan medis yang optimal.
Baca juga: Santriwati buat es krim daun kelor cegah stunting
“Kami meyakini, keberhasilan penanganan stunting memerlukan kerja sama lintas sektor, melibatkan tenaga kesehatan, pemerintah daerah, serta partisipasi aktif masyarakat,” tambahnya.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya berkesinambungan untuk memastikan anak-anak Sulsel mendapatkan hak tumbuh kembang yang optimal. Dengan dukungan lintas sektor, diharapkan dapat lahir generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju visi Indonesia Emas 2045.
