Bogor (Antaranews Megapolitsn) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membahas persoalan biosekuriti dan keamanan hayati pada manusia dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat, serta dampak yang ditimbulkannya tanpa adanya penanganan.
"Dampaknya tanpa kita sadari sudah mungkin terjadi, hanya saja kita belum menghitungnya," kata Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Prof Enny Sudarmonowati, dalam kegiatan bilateral workshop membahas Biosekuriti dan Keamanan Hayati di Cibinong, Science Center, Bogor, Jawa Barat, Senin.
Enny mencotohkan beberapa serangan hama yang terjadi di Indonesia seperti serangan bakteri pada kentang yang menyebabkan daunnya layu. Hilangnya beberapa spesies di wilayah Sulawesi, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena serangan hama, penyakit maupun bakteri.
Hama, bakteri, dan penyakit pada hewan, dan tumbuhan tidak hanya terjadi karena bencana alam, atau perubahan iklim. Bisa jadi karena masuknya virus, yang dibawa atau terbawa dari lalu lintas orang baik lewat udara, darat maupun laut.
Mengingat perkembangan penelitian di bidang biologi dan bioteknologi semakin pesat di kawasan global. Hal ini memberikan banyak peluang sekaligus menciptakan tantangan bagi peneliti dalam memenuhi kebutuhan industri yang lebih luas.
Tantangan utama tersebut salah satunya adalah persoalan biosekuriti, dan keamanan hayati pada manusia.
Enny mengatakan, Indonesia sudah memiliki sistem terkait biosekuriti dan keamanan hayati Indonesia dan diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 yang sedang direvisi saat ini.
"Hanya saja sistem ini belum terintegrasi, masing-masing karantina berjalan sektoral, karantina ikan, karantina pertanian, jalan sendiri-sendiri," kata Enny.
Ke depan untuk memperkuat biosekuriti dan keamanan hayati, lanjutnya, badan karantina akan digabung sehingga melakukan pengawasan lebih efisien. Selain itu, pengawasan tidak lagi bersifat karantina, tetapi dapat dilakukan sebelum barang tiba. Atau dilakukan di negara asal.
Sementara itu Antarjo Dirti dari Badan Karantina mengingatkan pentingnya pengawasan ketat yang tersistem untuk mencegah masuk hama, penyakit, virus maupun bakteri dari hewan, tumbuhan, maupun manusia.
"Kita memerlukan pengawasan yang ketat, karena negara kita punya ribuan pelabuhan ilegal, petugas kita minim, perkuat keamanan dengan regulasi," katanya.
LIPI menggandeng Australia yang dikenal sebagai negara yang kuat dalam sistem keamanan hayati, untuk memperkuat kerja sama penelitian biosekuriti dan keamanan hayati, serta menetapkan model yang paling sederhana, efektif untuk badan nasional yang dikoordinasi oleh IBF.aa
LIPI ingatkan tantangan Biosekuriti dan keamanan
Senin, 3 September 2018 18:42 WIB
Kita memerlukan pengawasan yang ketat, karena negara kita punya ribuan pelabuhan ilegal, petugas kita minim, perkuat keamanan dengan regulasi.