Jakarta (ANTARA) - Saritilawah sebagai salah satu jalan dakwah masih jarang mendapat perhatian dibandingkan bentuk penyampaian pesan Ilahi lainnya, seperti tilawah atau nasyid.
Padahal, seni membaca arti Al-Qur’an ini punya kekuatan tersendiri dalam menyentuh hati masyarakat karena disampaikan langsung dalam bahasa Indonesia, sehingga lebih terasa dekat dengan pendengar.
Menyoroti hal tersebut, Vely Syukran, penyiar Radio Republik Indonesia (RRI), meluncurkan buku “Saritilawah: Seni Menyuarakan Pesan Ilahi” yang hadir sebagai upaya melestarikan sekaligus mengenalkan kembali seni ini dengan mengupas teknik, tantangan, dan peluang saritilawah di masa kini.
Sebagai radio broadcaster, Vely memahami betul bagaimana suara dan ekspresi menjadi media komunikasi yang kuat.
Dalam bukunya, ia membahas teknik dasar saritilawah mulai dari latihan pernapasan, intonasi, hingga penghayatan makna.
Selain itu, Vely juga menguraikan tantangan yang selama ini dihadapi para pelantun saritilawah, mulai dari minimnya pelatihan, terbatasnya ruang tampil, hingga kurangnya apresiasi publik.
Di sisi lain, Vely melihat media sosial sebagai peluang besar untuk memperluas jangkauan saritilawah.
Dengan mengemas seni ini dalam bentuk yang mudah diterima semua kalangan, ia meyakini pesan dakwah bisa tersebar lebih luas dan menjangkau generasi yang lebih akrab dengan dunia digital.
“Konten audio-visual kini jadi bahasa sehari-hari anak muda. Jika saritilawah dikemas dengan storytelling yang kuat dan visual menarik, saya yakin seni ini akan berkembang,” ujar Vely Syukran.
Buku “Saritilawah: Seni Menyuarakan Pesan Ilahi” lahir dari pengalaman dan pengabdian Vely Syukran selama puluhan tahun berkecimpung di dunia penyiaran dan saritilawah.
Peluncuran karya dosen Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan ulang tahunnya yang ke-50.
Selain sebagai panduan teknis, buku ini mengajak pembaca memahami saritilawah sebagai seni yang lahir dari suara dan hati, sebuah cara berdakwah yang lembut namun tetap menyentuh.
Melalui buku ini, Vely berharap akan lahir generasi baru pembaca saritilawah dari berbagai ruang pembelajaran, seperti majelis taklim, komunitas dakwah, pesantren, dan sekolah-sekolah berbasis agama islam.
Ia meyakini dengan sosialisasi yang berkelanjutan dan pembinaan yang tepat, saritilawah dapat berkembang sebagai bagian penting dari tradisi dakwah yang hidup dan membumi di Indonesia.
“Saya kira, majelis taklim bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga ruang yang sangat potensial untuk memperkenalkan saritilawah,” ujar Vely.
Tentang Penulis Vely Syukran adalah penyiar RRI, praktisi saritilawah, akademisi ilmu komunikasi dan pembicara publik yang telah tampil di berbagai forum, mulai dari tingkat lokal hingga panggung kenegaraan.
Berbekal latar belakang komunikasi dan pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia siar, ia aktif mendorong pelestarian seni dakwah yang dekat dengan masyarakat dan relevan di era modern.
Lestarikan Dakwah Lewat Suara, Penyiar RRI rilis buku 'Saritilawah: Seni Menyuarakan Pesan Ilahi'
Rabu, 13 Agustus 2025 20:45 WIB
Lestarikan Dakwah Lewat Suara, Penyiar RRI rilis buku ‘Saritilawah: Seni Menyuarakan Pesan Ilahi’ ANTARA/HO-dok pribadi.
