Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sebanyak 64 mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor mengikuti kegiatan bimbingan teknis pendampingan untuk wilayah perbatasan lintas batas negara atau PLBN, Jumat.
Ketua STPP Bogor, Nazaruddin MM, menyebutkan untuk kedua kalinya STPP Bogor melaksanakan pendampingan di wilayah perbatasan yang kali ini berada di Nangabadau, Kabupaten Kapus Hulu Provinsi Kalimantan Barat.
"Kegiatan pendampingan ini diintegrasikan dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL)," katanya.
Ia menyebutkan, sebelumnya mahasiswa STPP Bogor juga pernah melaksanakan kegiatan pendampingan UPSUS Pajale di wilayah perbatasan Kepulauan Riau, Kepulauan Lingga.
Dengan mengikuti program pendampingan yang diintegrasikan dengan kegiatan PKL diharapkan mahasiswa STPP Bogor dapat menjaga integritas dan nama baik institusi selama menjalankan tugas.
Nazar berpesan kepada para mahasiswa harus memberikan yang terbaik untuk masyarakat di Badau, karena masyarakat di sana pasti berharap banyak dengan kehadiran para mahasiswa.
"Mahasiswa kami harapkan menjaga kedisiplinan dan kerukunan dengan masyarakat dan harus mampu masuk dalam lingkungan selama disana, jaga juga hubungan baik dengan aparat desa, kecamatan dan kabupaten," kata Nazar.
Sementara itu, Sekretaris Tim pendampingan STPP Bogor, Wasissa Titi Ilhami, menjelaskan secara teknis, STPP mengirimkan 34 mahasiswa jurusan penyuluhan pertanian dan 30 mahasiswa penyuluhan peternakan untuk melakukan pendampingan di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu.
Mereka akan dibagi menjadi lima tim yang akan disebar ke lima desa di Kecamatab Badau.
Desa yang akan dituju adalah Desa badau II, Semuntik, Sebindang, Seriang, dan Desa Tajum.
"Kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan dimulai dari tanggal 1 sampai 31 Juli mendatang," katanya.
Seluruh mahasiswa diberangkatkan tanggal 1 Juli. Selama kegiatan mahasiswa harus bermitra dengan penyuluh pertanian dan aparat desa dalam mendampingi petani, mulai dari perencanaan, pelaksanaan usaha tani, introduksi teknologi dan kelembagaan petani.
"Selain itu mahasiswa juga harus melakukan identifikasi potensi wilayah dan pendataan usaha tani," katanya.
Ia menambahkan, beberapa kegiatan mahasiswa di wilayah perbatasan telah ditetapkan oleh tim identifikasi yang telah melakukan pembahasan sebelumnya dengan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
Kegiatan yang akan dilakukan di antaranya di Desa Tajum adalah teknologi tepat guna alat mesin pertanian (alsintan) meliputi pembuatan mesin perontok padi sederhana dan pembuatan pakan ayam/babi.
Desa Sebindang, pembuatan kandang ayam dan penggunaan mesin tetas telur. Desa Seriang, budidaya jagung manis dan kedelai serta pengolahan tanah menggunakan alsintan. Desa Semuntik, pembuatan kandang babi serta pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan dan vaksinasi.
"Dan di Desa Badai II, mahasiswa melakukan penanaman sayuran di pekarangan, pembuatan pupuk kompos seta pestisida nabati," kata Wasissa.
STPP Bogor gelar bimtek pendampingan wilayah perbatasan
Jumat, 29 Juni 2018 22:23 WIB
Kegiatan pendampingan ini diintegrasikan dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL).