Banyumas (ANTARA) - Pemerintah terus berupaya memperluas jangkauan layanan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia termasuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan serta sekolah gratis yang tidak hanya untuk sekolah negeri, juga sekolah swasta.
Masalah pendidikan juga menjadi salah satu fokus perhatian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang tertuang dalam Asta Cita khususnya poin keempat, yakni Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kesetaraan Gender.
Dalam hal ini, pemerintah menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap teknologi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program Sekolah Rakyat yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem melalui pendidikan. Program Sekolah Rakyat yang memiliki dasar hukum Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 itu akan beroperasi mulai 14 Juli 2025 di 100 lokasi.
Berdasarkan data Kementerian Sosial (Kemensos), pada tahap pertama tercatat sebanyak 9.755 siswa yang akan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat, mulai jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas serta akan dibimbing oleh 1.554 guru dan 3.390 tenaga pendidik tambahan. Mereka merupakan anak-anak dari keluarga prasejahtera yang masuk dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Salah satu lokasi penyelenggara Sekolah Rakyat tahap pertama, yakni Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang untuk sementara menempati Gedung Sentra Satria Baturraden, yang merupakan unit pelaksana teknis Kemensos.
"Sekolah Rakyat, untuk fisiknya belum. Itu yang mengelola Kemensos. Tahun ajaran ini rencananya akan menampung dua kelas SMP tapi ruang kelasnya masih menumpang di Sentra Satria," kata Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
Kendati demikian, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menyiapkan lahan untuk lokasi pembangunan gedung Sekolah Rakyat di Desa Karangcegak, Kecamatan Sumbang. Semua data yang berkaitan dengan lahan tersebut telah diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum.
Sementara untuk perekrutan calon siswa Sekolah Rakyat telah dilakukan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Banyumas berkolaborasi dengan Sentra Satria Baturraden yang mengacu pada DTSEN.
Pada awalnya, jumlah calon siswa yang diusulkan sebanyak 105 anak. Namun karena keterbatasan ruangan di Sentra Satria Baturraden, untuk tahap pertama Sekolah Rakyat di Banyumas hanya membuka dua kelas, masing-masing sebanyak 25 anak.
Oleh karena itu, Dinsospermades Kabupaten Banyumas bersama Sentra Satria Baturraden menyeleksi calon untuk mendapat 50 siswa dari 105 anak yang sudah diusulkan.
Kepala Sentra Satria Baturraden Darmanto mengatakan 50 calon siswa yang terdiri atas 26 putri dan 24 putra itu berasal dari keluarga prasejahtera sebagai upaya untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan ekstrem.
Selain telah ada kepala sekolahnya, Sentra Satria Baturraden juga telah menerima daftar nama calon guru yang akan mengampu pelajaran di Sekolah Rakyat. Ada 11 nama yang akan menjadi guru Sekolah Rakyat di Banyumas, tinggal menunggu dua guru pelajaran Agama dari Kementerian Agama (Kemenag).
Di samping itu, Sentra Satria Baturraden juga akan menyiapkan sejumlah pekerja sosial sebagai tenaga kependidikan termasuk wali asuh dan wali asrama. Dalam hal ini, setiap 10 siswa akan didampingi oleh seorang wali asuh, serta asrama putri dan asrama putra masing-masing akan diampu oleh seorang wali asrama.
Kurikulum pendidikan
Kepala Sekolah Rakyat di Banyumas Siti Isbandiyah mengatakan berdasarkan hasil retret yang diselenggarakan Kemensos di Jakarta pada awal tanggal 1-5 Juli, kurikulumnya terdiri atas kurikulum pendidikan umum dan kurikulum asrama.
Kurikulum pendidikan umum untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan kurikulum asrama karena pendidikan di Sekolah Rakyat menerapkan sistem boarding atau asrama, sehingga nantinya akan ada kegiatan-kegiatan bagi siswa selama tinggal di asrama termasuk pendidikan karakter.
"Secara ilmu pengetahuan atau kognitif, kita akan siapkan mereka sesuai kurikulum dari Kemendikdasmen, kemudian yang kedua juga akan kita rawat mereka di boarding dengan melibatkan wali asrama dan wali asuh, serta ada kegiatan-kegiatan lain yang akan kita dampingi selama 24 jam," katanya.
Dengan demikian, setelah siswa menyelesaikan kegiatan sekolah akan masuk asrama untuk mengikuti kegiatan-kegiatan asrama serta penguatan-penguatan karakter. Sistem asrama yang diterapkan dalam Sekolah Rakyat hampir sama dengan sekolah-sekolah berasrama pada umumnya karena menekankan pada praktik-praktik baik seperti keagamaan, karakter, dan kemampuan atau keterampilan yang harus diperoleh di luar sekolah resminya.
Kendati demikian, Isbandiyah mengatakan dalam pembentukan karakter dan kedisplinan bagi siswa Sekolah Rakyat berbeda dengan sekolah-sekolah kedinasan yang diselenggarakan pemerintah. Hal itu disebabkan Sekolah Rakyat memiliki pola tersendiri mengingat sekolah tersebut merawat anak-anak miskin.
"Mereka mau masuk sekolah sudah alhmadulillah, sehingga tidak mungkin kita hadapkan dengan kondisi-kondisi yang menakutkan," katanya menegaskan.
Oleh karena itu, pendidikan di Sekolah Rakyat dilakukan dengan pendekatan tentang bagaimana belajar dengan bahagia dan bergembira. Selain itu, pelajaran di Sekolah Rakyat juga sama seperti di sekolah-sekolah umum.
Bahkan, siswa pun akan diberi pelajaran tentang teknologi informatika untuk memenuhi tantangan perkembangan zaman yang serba digital, termasuk penguasaan bahasa asing.
Khusus pelajaran bahasa asing, selain ada pelajaran Bahasa Inggris, Sekolah Rakyat di Banyumas juga berencana memberikan pelajaran Bahasa Mandarin.
Isbandiyah mengharapkan setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Rakyat, anak-anak yang tadinya nothing (tidak ada apa-apanya) bisa menjadi something (sesuatu) dan yang tadinya zero bisa menjadi hero.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau orang tua calon siswa untuk tidak takut menyekolahkan anaknya di Sekolah Rakyat.
Saat ini, berbagai persiapan menjelang peluncuran Sekolah Rakyat pada 14 Juli terus dimaksimalkan. Bahkan, Sentra Satria Baturraden sejak Kamis (3/7) telah menerima pengiriman berbagai perabot untuk kebutuhan Sekolah Rakyat seperti lemari, kasur, meja belajar, dan sebagainya.
Seluruh ruangan di Sentra Satria Baturraden yang akan digunakan untuk Sekolah Rakyat pun telah direnovasi sedemikian rupa demi memberikan kenyamanan bagi siswa selama mengikuti pembelajaran.