Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan meminta camat dan lurah meningkatkan jumlah "Kampung Siaga Tuberkulosis (TB)" untuk mengejar target eleminasi penyakit tersebut.
"Proses pembentukan ekspansi atau penambahan Kampung Siaga TB sudah bisa dimulai dari Juni-Juli 2025 yang dibantu menggerakkan dari para camat dan para lurah," kata Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Selatan, Mukhlisin di Jakarta, Rabu.
Mukhlisin mengatakan hal itu dalam "Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kampung Siaga TB Tahun 2024 dan Sosialisasi Penambahan Kampung Siaga TB di Tahun 2025" di Ruang Antasari Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Baca juga: Jakpus sudah realisasikan 44 kampung siaga Tuberkulosis
Baca juga: Jakarta Selatan tangani 4.423 pasien Tuberkulosis
Hal ini menyesuaikan instruksi wali kota khususnya terkait tentang percepatan penanggulangan TB di Jakarta Selatan (Jaksel).
Karena itu, untuk menuju eliminasi TB di tahun 2030, semua sektor harus bergerak sesuai dengan tugas dan perannya demi mewujudkan kolaborasi.
"Untuk Tahun 2025 setiap kelurahan saya minta untuk menambahkan minimal satu RW untuk menjadi 'Kampung Siaga TB'," katanya.
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati menjelaskan, di wilayahnya saat ini setiap kelurahan sudah memiliki satu "Kampung Siaga TB" atau terdapat 65 titik lokasi.
Baca juga: 274 RW di DKI Jakarta sudah siaga Tuberkulosis dan bentuk "Kampung Siaga TB"
"Pemerintah Kota Jakarta Selatan meminta untuk setiap kelurahan menambah satu Kampung Siaga TB lagi sehingga total target di 2025 menjadi 130 Kampung Siaga TB," ujar Yudi.
Dengan penambahan "Kampung Siaga TB" ini diharapkan seluruh elemen kesehatan terutama para kader untuk berperan aktif melihat, menyosialisasikan dan memantau warganya yang memiliki gejala-gejala penyakit tuberkulosis.
"Intinya semua harus berperan aktif, jangan abaikan dan dihindari pasien TB, jauhi stigma negatif terhadap pasien pasien TB. Mari kita sama-sama dukung untuk eliminasi TB tahun 2030," katanya.
