Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi memperbaiki tata kelola sampah di Indonesia untuk mencapai target pengelolaan sampah 100 persen pada 2029.
"Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) hadir bukan sebagai regulator semata, tapi sebagai penggerak perubahan bersama rakyat dan dunia usaha," kata Wamen LH/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Diaz dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Diaz memaparkan fakta mencengangkan bahwa Indonesia memproduksi 56,63 juta ton sampah per tahun, namun hanya 22,09 juta ton yang dikelola. Angka faktual tingkat pengelolaan sampah bahkan mungkin hanya mencapai 9-10 persen, meninggalkan lebih dari 34 juta ton sampah yang mencemari lingkungan.
Baca juga: Sambu Group hijaukan pesisir dan edukasi kelola sampah
Baca juga: Pemkot Bogor dan WWF Indonesia perpanjang kerja sama kelola sampah
Mengambil contoh banyaknya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) open dumping atau yang menimbun sampah secara terbuka seperti Bantar Gebang dan Sari Mukti, praktik tersebut menyumbang signifikan terhadap emisi metana dengan emisi 34 kali lebih kuat dari karbon dioksida.
Dampaknya meluas, kata dia, mulai dari mikroplastik ditemukan di sungai, air minum, bahkan plasenta ibu hamil dan air susu ibu.
Untuk itu dalam momen penutupan Expo dan Forum Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di Jakarta, Selasa (24/6), Diaz menyatakan tema Ending Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik yang diusung pada Hari Lingkungan Hidup tahun ini serta kegiatan selama 22-24 Juni tidak hanya menggugah kesadaran, tetapi juga menegaskan bahwa Indonesia tak gentar menjadi pelopor perubahan.