Jakarta (ANTARA) - Tidak semua kendaraan mewah berakhir di garasi rumah gedongan dan parkiran hotel bintang lima. Ada yang justru manfaatnya mengarah ke kehidupan keluarga yang menghuni rumah-rumah reyot di gang sempit dan tak pernah mengenal kemewahan sepanjang hidupnya.
Hal itu seperti yang terjadi saat satu unit mobil berjenama Rolls-Royce dilelang negara dan hasilnya akan dialirkan oleh Kementerian Sosial untuk membangun kembali rumah-rumah warga miskin di Makassar, Sulawesi Selatan.
Setelah bertahun-tahun disimpan di dalam gudang gedung konvesi Kompleks Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, akhirnya mobil bernilai miliaran rupiah itu diboyong pemilik barunya.
Tepat di samping mobil berkelir perak dan hitam mengkilap itu, berdiri seorang perempuan sederhana berkemeja putih, namanya Riyani. Pagi itu, Riyani mewakili pengusaha muda asal Sidoarjo, Jawa Timur bernama Khoirul Umam Musoffah, pemenang lelang resmi atas mobil pabrikan Inggris senilai lebih dari Rp2,5 miliar ini.
"Saya bukan pemiliknya, hanya bagian dari timnya Pak Soffa saja yang biasa diminta bantu kalau ada urusan di Jakarta," kata Riani, yang dengan ramah menyambut pewarta seusai menandatangani berkas serah terima kendaraan, Selasa (24/6).
Soffah, menurutnya bukan sekadar pengusaha. Ia menjalankan berbagai lini usaha, mulai dari bisnis distribusi pupuk, hingga pengolahan limbah kayu menjadi wood pellet dan akrab dengan kehidupan pesantren di Jawa Timur.
Meski menyukai mobil, keikutsertaan Soffa dalam lelang barang milik Kementerian Sosial ini punya alasan yang lebih dari sekadar hobi.
"Beliau tahu, hasil lelang ini akan digunakan untuk program-program sosial. Jadi merasa ini bukan cuma beli mobil, tapi juga bisa ikut membantu orang lain," kata dia, sembari memandangi mobil yang diangkut dengan truk towing untuk dibawa dari Jakarta ke Sidoarjo.
Ini adalah kali pertama Soffah ikut dalam lelang aset negara. Setelah mendapatkan informasi bahwa mobil mewah tersebut merupakan hadiah undian tak tertebak yang tidak diambil oleh pemenang saat itu sejak 2016, dan kini dilelang untuk mendanai pembangunan rumah bagi warga miskin, ia tertarik mengikuti prosesnya.
Mobil yang dibeli Soffa merupakan Rolls-Royce Ghost generasi pertama, jenis sedan mewah pabrikan 2012. Memiliki mesin V12 twin-turbo dan harga pasaran global mencapai lebih dari Rp5 miliar. Mobil itu awalnya merupakan hadiah undian dari maskapai Batik Air, namun tidak pernah diklaim oleh pemenangnya.
Setelah bertahun-tahun disimpan di gudang milik Kementerian Sosial, mobil itu akhirnya dilelang melalui sistem resmi Kementerian Keuangan lewat situs lelang.go.id. Lelang pertama pada 2019 dan kedua pada 2020 gagal karena tidak ada peminat. Baru pada Juni 2025, mobil tersebut berhasil terjual.
Pada proses lelang, ada lima kompetitor yang menawarkan harga lelang secara daring, terdapat sembilan kali penawaran harga lelang di antara lima kompetitor tersebut. Pada batas waktu, yakni pukul 10.35 WIB dengan sendirinya aplikasi menutup dan angka pemenang final sebesar Rp2.539.957.000.

“Nilai awal yang ditetapkan KPKNL sebesar Rp1,739 miliar, dan dalam proses lelang daring terakhir, mobil itu terjual seharga Rp2.539.957.000,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Peserta lelang diwajibkan menyetor jaminan minimal Rp900 juta untuk dapat mengikuti proses penawaran. Setelah Soffah dinyatakan sebagai pemenang, pembayaran dilunasi pada 18 Juni, dan kendaraan diserahkan secara langsung oleh Kementerian Sosial.
Namun, cerita tidak berhenti di Jakarta. Mobil yang selama ini identik dengan kemewahan itu justru akan menjadi jembatan bagi kehidupan yang lebih layak bagi warga di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kementerian Sosial akan menggunakan dana hasil lelang diantaranya untuk merenovasi sekitar 20 unit rumah masyarakat yang tidak layak huni di Kota Makassar.
Renovasi dilakukan melalui skema Rumah Sejahtera Terpadu (RST), program terpadu yang mencakup pembangunan hunian, pendampingan kewirausahaan sosial, hingga akses pendidikan dan kesehatan dasar.
Menurut Saifullah, salah satu titik pembangunan berada di kawasan Untian, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan. Di lokasi itu, tinggal sejumlah keluarga miskin ekstrem yang sempat menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Salah satu di antaranya adalah keluarga Naila, calon siswa Sekolah Rakyat yang rumahnya sempit, lembap, dan hanya berdinding seng.
“Naila tinggal di rumah yang sangat kecil. Tapi dia tetap tersenyum dan ingin sekolah,” kata Saifullah, mengenang cerita yang sempat disampaikan Presiden saat Halalbihalal bersama purnawirawan TNI dan keluarga besar Polri di Jakarta, Mei lalu.
Presiden secara khusus menitipkan agar Kementerian Sosial mempercepat pembangunan fasilitas dasar, khususnya bagi keluarga miskin ekstrem, dengan memanfaatkan setiap peluang, termasuk hasil lelang barang negara.
Selain mobil Rolls-Royce yang sudah laku, Kementerian Sosial masih memiliki banyak aset tak tertebak lainnya. Barang-barang tersebut terdiri dari sepeda dan motor listrik, peralatan elektronik, logam mulia, jam tangan mewah, dan tas berjenama.
"Totalnya sekitar Rp18 miliar. Semua disimpan dengan baik, sebagian dalam safe deposit box," kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Mira Riyati Kurniasih seraya menambahkan misalnya seperti logam mulia yang disimpan di bank untuk keamanan, dengan nilai lebih dari Rp3 miliar.
Aset-aset tersebut berasal dari undian berhadiah atau hibah yang tidak diklaim, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954. Secara hukum, barang-barang itu menjadi tanggung jawab negara dan dikelola oleh Kementerian Sosial untuk membiayai program pemberdayaan masyarakat.
Rencananya, beberapa kendaraan dan logam mulia lainnya juga akan dilelang dengan proses yang akan segera dimulai, dan hasilnya langsung digunakan untuk mendukung program sosial.
Kementerian Sosial bertekad untuk terus mengoptimalkan aset negara agar manfaatnya kembali ke masyarakat, terutama mereka yang benar-benar membutuhkan.
Dari lantai showroom lelang di Jakarta, roda Rolls-Royce kini berputar untuk tujuan yang berbeda. Bukan sekadar menunjang gengsi, melainkan mengantar warga keluar dari jerat kemiskinan.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa negara tak kekurangan sumber daya, yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk menyalurkannya ke tempat yang tepat.
Riyani dan Soffah mungkin tak pernah bertemu langsung dengan Naila atau keluarganya. Namun di balik keputusan ikut lelang dan membayar lebih dari Rp2,5 miliar untuk sebuah mobil, ada seutas benang solidaritas yang mengikat orang-orang dari dua sisi kehidupan yang berbeda.
Naila, dan puluhan teman sebayanya yang mungkin sebelumnya belajar di lantai tanah lembap, kini punya ruang belajar baru dengan atap yang tak lagi bocor dari hasil lelang barang mewah Kementerian Sosial ini.