Jakarta (ANTARA) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengenalkan teknologi sonar sederhana kepada nelayan di Indramayu, Jawa Barat yang dapat menginformasikan lokasi ikan di lautan sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan.
"Kami hadir melatih nelayan kecil di Indramayu menggunakan teknologi sonar sederhana sebagai solusi nyata menghadapi tantangan di tengah laut dan meningkatkan hasil tangkapan nelayan," kata Ketua Tim Pengabdi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNJ Yeti Lastuti di Jakarta, Kamis.
Menurut dia Indramayu dikenal sebagai salah satu sentra perikanan utama di Jawa Barat, dengan lebih dari 32.000 nelayan aktif.
Namun sebagian besar nelayan masih mengandalkan cara tradisional dalam melaut, tanpa dukungan alat navigasi modern atau peta keberadaan ikan.
Menurut dia ketiadaan ponsel pintar, keterbatasan literasi digital hingga biaya operasional yang tinggi menjadi penghalang utama mereka untuk maju.
Baca juga: FEB Universitas Negeri Jakarta buka pendaftaran mahasiswa baru pascasarjana
Ia menjelaskan pihaknya memilih pendekatan teknologi yang membumi dan adaptif dengan memperkenalkan alat sonar mandiri atau non-smartphone yang dapat langsung digunakan oleh nelayan tradisional tanpa memerlukan sambungan internet maupun gawai digital.
Menurut dia alat ini berbeda dengan sonar modern yang terintegrasi aplikasi yang ada di ponsel pintar.
Ia menambahkan alat yang digunakan dalam program ini dirancang untuk mudah dioperasikan secara langsung di kapal, bahkan oleh nelayan yang belum terbiasa menggunakan perangkat digital.
Ia menilai ini disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan karena sebagian besar nelayan kecil di Indramayu belum memiliki ponsel pintar baik karena keterbatasan ekonomi maupun karena belum terampil dalam menggunakan teknologi tersebut.
Baca juga: Universitas Pattimura hadirkan guru besar UNJ studi resolusi konflik 1999 Maluku
Menurut dia teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang bisa langsung dimanfaatkan oleh pengguna sesuai realitas mereka.
“Kami tidak ingin membawa teknologi yang akhirnya tidak terpakai karena terlalu kompleks," kata dia.
Selain itu tim UNJ menyerahkan dua unit alat sonar kepada dua orang perwakilan nelayan dari desa binaan.
Para nelayan juga mendapat pelatihan langsung mengenai penggunaan sonar, pembacaan hasil, serta edukasi keselamatan laut berbasis pemahaman cuaca dan arus laut.
Ia mengatakan bagi UNJ, kegiatan ini bukan akhir, tetapi awal dari pendampingan berkelanjutan di wilayah pesisir.
Baca juga: Bosowa gandeng UNJ bangun laboratorium pendidikan di Babelan Bekasi
Transformasi digital tak harus dimulai dari hal besar dan satu alat yang sederhana, jika digunakan dengan tepat, bisa menjadi pintu masuk menuju laut yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Edu Umaedi mengatakan ini bukan sekadar bantuan alat, tapi investasi untuk masa depan nelayan kecil.
Menurut dia teknologi seperti ini bisa menjadi pembuka jalan menuju kemandirian dan keberlanjutan.
"Program ini telah memberikan dampak langsung, mulai dari peningkatan pemahaman teknologi di kalangan nelayan, hingga motivasi untuk melaut secara lebih terencana dan efisien," kata dia.