Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya berkomitmen untuk dapat mengurangi emisi karbon, salah satu langkahnya adalah dengan mencatat total jejak karbon atau carbon foorprint.
“Kita dapat memulai sebuah tradisi baru, di mana Kemenhut menghitung jejak karbon yang dipergunakan selama satu tahun yang lalu, dan kemudian dihitung, dan kita kompensasikan dengan menanam,” ujar Menhut Raja Antoni dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Adapun Kemenhut mencatat total jejak karbon lingkup Kemenhut dari satuan eselon 2 pusat dengan jumlah 55 satuan kerja pada tahun 2024 memiliki nilai estimasi sebesar 21.475,466 ton CO2e.
Baca juga: Menhut sebut perdagangan karbon sektor kehutanan segera diresmikan
Strategi mitigasi melalui penanaman pohon dilakukan sebagai kompensasi atau offset emisi dengan penghitungan estimasi satu pohon rata-rata mampu menyerap kurang lebih 22 kg CO2 per tahun, maka dibutuhkan minimal 976.158 pohon.
Selanjutnya dengan estimasi rata-rata 1 hektare ditanami 400 pohon, maka diperlukan areal untuk penanaman minimal seluas 2.440 ha.