Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Masyarakat Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi ruas Jalan Imam Bonjol yang selalu banjir setiap kali turun hujan dengan meminta penanganan secara komprehensif agar tidak berulang.
Warga Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Eko Djatmiko meminta pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup segera meninjau ulang dokumen analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal terhadap salah satu perusahaan yang diduga menjadi penyebab banjir di lokasi tersebut.
"Ini terjadi sejak ada perluasan usaha dari PT GRP, dahulu bernama PT GRR. Rawa yang semula jadi tempat resapan air telah beralih fungsi menjadi pabrik baja sehingga memicu banjir," katanya di Cikarang, Senin.
Ia mendesak pemerintah mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk melakukan audit lingkungan secara menyeluruh dan terbuka sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Baca juga: Pemkab Bekasi targetkan normalisasi sungai sepanjang 81 kilometer cegah banjir
Dirinya juga berharap hasil evaluasi Amdal serta dokumen terkait lain seperti upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL/UPL) disampaikan secara transparan kepada publik.
"Jadi banjir ini bukan hanya karena curah hujan. Kita juga harus melihat apakah aktivitas pabrik baja ini sudah sesuai dengan kaidah lingkungan atau belum. Pemerintah harus turun tangan dan mengevaluasi perizinan lingkungan secara serius," katanya.
Ketua Komunitas Save Kali Cikarang itu mengungkapkan persoalan banjir ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sayangnya, hingga kini belum ada langkah nyata yang diambil oleh pemerintah maupun pihak terkait untuk mengatasinya.
Warga lainnya, Muhammad Iqbal mengatakan persoalan itu juga telah disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar segera dicarikan solusi meski hingga kini belum ada perubahan.
Baca juga: Relawan PMI bantu warga Kota Bekasi bersihkan sisa banjir
"Banjir bertahun-tahun tidak sudah-sudah. Jalan Imam Bonjol selalu banjir sejak tahun 2014 sampai sekarang 2025," katanya.
Dia meminta seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menuntaskan persoalan ini sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat, termasuk para pengguna jalan yang melintasi ruas jalan itu.
"Motor mogok, air masuk permukiman warga, rakyat jadi korban. Warga sudah frustasi karena belum ada solusi konkret mengenai hal ini," kata dia.*
