Gorontalo (ANTARA) - Banjir bandang menerjang permukiman Komunitas Adat Terpencil (KAT) Desa Didingga Kecamatan Biau Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
"Banjir bandang menerjang permukiman KAT yang merupakan satu wilayah dusun di desa kami sekitar pukul 18.10 Wita hingga saat ini," kata Kepala Desa Didingga Sarcito Potale di Gorontalo, Rabu.
Ia mengatakan, hujan deras yang terjadi sejak sore, membuat sungai besar Didingga tidak lagi mampu menampung debit air hingga meluap dan menyebabkan banjir bandang.
Selain itu, tanggul jebol sepanjang 300 meter kembali terjadi di Sungai Didingga, sehingga memicu banjir bandang tersebut.
Baca juga: Tiga jalan penghubung antar dusun putus akibat banjir bandang di Donggala
Sebanyak 57 unit rumah KAT terendam, 68 kepala keluarga (KK) atau 245 jiwa terdampak.
Sarcito mengatakan, sebagian warga memilih mengungsi ke rumah keluarga di dusun yang tidak terdampak banjir. Namun sebagian memilih bertahan di rumah masing-masing.
Banjir dengan arus sangat deras, kata dia, menghanyutkan satu unit motor milik warga namun beruntung dapat diselamatkan.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, juga tidak ada rumah hanyut. Kami membuka posko di kantor desa sambil memantau situasi terkini di permukiman terdampak," katanya.
Baca juga: 350 rumah warga terendam banjir di Wombo Sulteng
Banjir bandang kata dia, potensial terjadi berulang mengingat adanya tanggul jebol tersebut.
"Tanggul tersebut baru saja diperbaiki melalui program penanggulangan oleh pemerintah, namun curah hujan yang tinggi kemungkinan menjadi pemicu tanggul sungai kembali jebol," katanya.
Pihaknya berharap ada penanganan ulang secepatnya untuk penanggulangan tanggul jebol tersebut, mengingat kerawanan banjir bandang cukup tinggi mengancam desa tersebut.