Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengajak semua elemen masyarakat maupun kelompok tani di daerah itu untuk selalu menjaga sumber daya air agar tetap bersih sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk sektor pertanian.
"Karena sumber air bagi pertanian itu adalah irigasi mulai dari primer, sekunder, tersier, kuarter, maka perlulah kiranya menjaga sumber daya air ini agar tetap bersih," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih pada kegiatan peringatan Gerakan Irigasi Bersih di Kelurahan Potorono, Bantul, Selasa.
Karena itu kegiatan Gerakan Irigasi Bersih Merti Tirta Amartani (GIB-MTA) yang digelar elemen masyarakat, kelompok tani, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Bantul tersebut dapat menyatukan visi antara pemerintah dan para petani untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air.
Dengan demikian, kata dia, sumber air atau irigasi untuk mendukung budi daya tanaman pangan itu dapat terjaga kebersihannya dan tidak kotor, sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman pangan yang maksimal.
"Karena kalau kalinya itu kotor, apalagi beracun, dan masuk ke dalam tanaman kita kemungkinan ada dua, tanaman kita mati, tidak sehat, atau buahnya atau padinya itu bisa berbahaya. Karena mengandung racun yang diserap oleh tanaman itu," katanya.
Terlebih, kata Bupati, lahan pertanian produktif di Bantul terus menyusut menjadi seluas 14.000 hektare saat ini, sehingga untuk tetap mendukung usaha tahu, selain ada intervensi pemerintah melalui bantuan alat dan mesin pertanian, juga harus ada irigasi yang memadai.
"Air adalah milik negara, dikuasai oleh negara, dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Maka dari itu, marilah kita manfaatkan air ini secara gotong royong untuk mendukung pertanian di Bantul," katanya.
Lebih lanjut Bupati Abdul Halim mengatakan rencana strategis Pemkab Bantul dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Selain itu ia terus mendorong setiap gabungan kelompok tani (gapoktan) tingkat kelurahan di Bantul untuk memproduksi pupuk organik secara mandiri.
"Ini telah dirancang oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan akan kita bantu dari sisi permodalannya, agar ketergantungan kelompok tahu terhadap pupuk kimia ini bisa berkurang," katanya.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Gerakan Irigasi Bersih Bantul Yitno mengatakan produktivitas pertanian tak bisa dipisahkan dari kualitas sistem irigasi. Oleh karena itu dia menekankan pentingnya irigasi bersih sebagai pendukung utama sektor pertanian di Bantul.
"Irigasi bersih sangat penting untuk mendukung kebutuhan air irigasi di Bantul. Saat ini di Bantul cakupan layanan mencapai 8.634 hektare, dengan tingkat kecukupan air 77 persen. Ini memastikan bahwa lahan petani yang sebelumnya kekurangan air kini bisa produktif," katanya.