Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan anomali atau keanehan di mana harga beras justru naik pada saat stoknya sedang melimpah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di tingkat grosir dan eceran pada bulan Mei 2025 masing-masing naik di harga Rp13.735 dan Rp14.748 per kg.
“Ini harus diinvestigasi. Karena data BPS sudah rilis. Bahwa di pengecer turun. Di penggilingan, penggilingan itu identik, dekat dengan petani, di hulu. Kenapa di pengecer naik?” kata Mentan Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan RI Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Amran mengatakan harga rata-rata beras justru turun di tingkat penggilingan. Dengan demikian, seharusnya harga beras di tingkat eceran juga ikut mengalami penurunan.
Baca juga: Gabah "any quality" dan pentingnya jaga cadangan pangan berkualitas
Baca juga: Wamentan sebut rantai distribusi dipotong agar harga beras terjangkau
Selain itu, Mentan juga menyoroti adanya keanehan di data stok beras di gudang beras Cipinang pada bulan Mei 2025.
Berdasarkan data yang ia bagikan kepada awak media, ada setidaknya 11.410 ton beras keluar dari gudang Cipinang pada 28 Mei 2025.
“Tahu nggak kalau 11 ribu itu dibagi 10 itu berapa? 1.000. Berarti 1.000 truk yang keluar (dengan beras) dalam satu hari, ini tiba-tiba, mendadak, tidak pernah terjadi selama lima tahun,” kata Amran.