Ambon (ANTARA) - Guru Besar Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku mengemukakan Indeks Kesehatan Laut menjadi kunci komoditas perikanan dilirik pasar internasional.
“Hal penting yang harus menjadi perhatian serius di Maluku adalah perlu adanya kerja sama antar insan perguruan tinggi dan pemerintah dalam membuat rumusan kebijakan yang berhubungan dengan monitoring kesehatan laut,” kata Guru Besar bidang Ilmu Oseanografi Biologi Unpatti Prof Irma Kesaulya di Ambon, Sabtu.
Menurutnya indeks kesehatan laut dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisma seperti fitoplankton sebagai salah satu indikator Ocean Health Index (OHI) atau Indeks Kesehatan Laut (IKL).
Pasalnya berdasarkan penelitian yang dilakukan, ketersediaan index kesehatan laut di perairan Maluku masih sangat terbatas dan baru dilakukan kajian di perairan semi tertutup yaitu Teluk Ambon dan Teluk Baguala.
Baca juga: Universitas Pattimura tambah tiga guru besar
Baca juga: Universitas Pattimura kantongi izin pembukaan dua prodi bidang ekonomi
Dengan memperhatikan Indeks Kesehatan Laut kata dia, pemerintah dapat mengukur kesehatan laut berdasarkan parameter seperti kualitas air, keanekaragaman hayati, dan kondisi ekosistem laut.
Kemudian IKL dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan dan strategi pengelolaan lingkungan laut yang efektif. IKL juga dapat membantu mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh lingkungan laut, seperti polusi, perubahan iklim, dan kerusakan habitat.