Istanbul (ANTARA) - Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa atas keputusan Uni Eropa mencabut sanksi ekonomi terhadap negara itu. Pencabutan sanksi tersebut merupakan "kesempatan nyata bagi pemulihan dan pembangunan kembali Suriah."
Al-Sharaa menerima panggilan telepon dari Costa itu pada Rabu, sebut Kantor Berita Suriah (SANA) dalam pemberitaannya.
Ia berterima kasih kepada Costa dan negara-negara anggota UE atas keputusan yang dia gambarkan sebagai "langkah bersejarah yang akan berkontribusi dalam menggerakkan negara tersebut menuju masa depan yang lebih stabil,."
Al-Sharaa menekankan pentingnya dukungan komunitas internasional bagi Suriah pada tahap ini, sebut SANA dalam pemberitaannya.
Baca juga: AS-Turki fokus ke stabilitas Suriah
Baca juga: Pencabutan sanksi Amerika Serikat terhadap Suriah upaya Trump "melawan" Israel
Al-Sharaa lebih lanjut mengatakan intervensi Israel "terus mempengaruhi Suriah. Dalam hal ini, dia menegaskan perlunya Uni Eropa mendukung Suriah" guna menghentikannya.
Menurut SANA, Al-Sharaa juga menyambut baik perusahaan-perusahaan Eropa yang ingin berinvestasi di Suriah seraya menekankan bahwa "Suriah saat ini menjadi peluang investasi yang menjanjikan dan koridor ekonomi penting antara Timur dan Barat."
Costa juga menyampaikan keinginannya untuk mengunjungi Damaskus dan kepercayaannya kepada Presiden Al-Sharaa.
"Saya telah menekankan dalam panggilan telepon tersebut bahwa keputusan Uni Eropa kemarin, untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah, merupakan peluang nyata bagi pemulihan dan rekonstruksi Suriah," katanya di X.
Pada Selasa, Uni Eropa mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah untuk mendukung rakyat Suriah dalam membangun kembali negara mereka setelah lebih dari satu dekade perang saudara.
Baca juga: Sekjen PBB sebut serangan Israel langgar kedaulatan Suriah
Keputusan itu diambil sepekan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan arahan kepada Departemen Keuangan untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan terhadap Suriah pada 1979 dan perpanjangannya setelah pecahnya perang saudara Suriah pada 2011.
Bashar al-Assad, yang merupakan pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada Desember 2024. Pelariannya itu mengakhiri rezim Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.
Ahmed al-Sharaa, yang memimpin pasukan anti-rezim untuk menggulingkan Assad, dinyatakan sebagai presiden di masa transisi pada akhir Januari 2025.
Sumber: Anadolu