Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa meminta semua pihak untuk mendukung tidak adanya lagi pungutan liar (pungli) di kawasan destinasi wisata.
"Saya rasa menjadi tugas kita bersama untuk bisa menciptakan destinasi yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Saya rasa kita semua punya komitmen yang sama, punya perasaan yang sama bahwa praktik-praktik seperti ini (pungli) tidak boleh terjadi," kata Ni Luh dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.
Ni Luh menekankan bahwa destinasi yang aman, nyaman, dan menyenangkan adalah kunci untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan, sekaligus memastikan dampak positif pariwisata dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dalam rapat tindak lanjut penanganan pungli secara daring bersama seluruh stakeholder pariwisata di Provinsi NTT dan Kabupaten Sumba Barat Daya, Rabu (21/5), Ni Luh menyoroti kejadian pungli sudah menjadi perhatian di tengah begitu pesatnya perkembangan sektor pariwisata di NTT.
Maka dari itu, ia menyatakan pemerintah mendukung sepenuhnya langkah pemerintah daerah juga aparat hukum untuk melakukan pembinaan juga penindakan tegas terhadap pelaku agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi ke depan.
Baca juga: Kementerian Pariwisata desain paket wisata Banyuwangi dan Bali
Baca juga: Wamenpar Ni Luh sebut sampah tantangan terberat di dunia pariwisata
"Pendekatan yang perlu dilakukan tentu saja perlu bersifat preventif dan edukatif, khususnya pada anak-anak dan masyarakat yang ada di sana," katanya.
Kementerian Pariwisata akan selalu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan dinas pariwisata provinsi maupun kabupaten agar memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait pengelolaan destinasi pariwisata dan sadar wisata.
Ni Luh mengatakan masyarakat juga perlu dilibatkan secara aktif dalam semua ekosistem pariwisata di desa wisata dan destinasi pariwisata melalui skema pelatihan, pembinaan, serta penguatan ekosistem pariwisata, terutama agar bisa mendapatkan peluang usaha dari berkembangnya aktivitas pariwisata.
Ni Luh memandang pembekalan informasi kepada wisatawan mengenai nilai-nilai kearifan lokal, tradisi dan kebiasaan setempat, termasuk kondisi sosial ekonomi masyarakat di destinasi tidak kalah pentingnya untuk kenyamanan aktivitas berwisata.