Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Ratusan santri Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al Barkah di Desa Cicau, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, bersiap memiliki gedung baru yang aman setelah menantikan pembangunan selama belasan tahun.
Kekhawatiran para santri akan gedung madrasah yang terancam ambruk kini telah usai. Tak lama lagi, mereka bisa belajar dengan nyaman di gedung yang akhirnya dibongkar mulai hari ini untuk dibangun ulang agar lebih representatif.
"Memang ini sekolah sudah miring, karena kan tanahnya gerak begitu, jadi bergeser. Was-was kalau anak-anak belajar di sini. Alhamdulillah ini dapat bantuan CSR dari perusahaan jadi bisa dibangun lagi," kata Kepala MDTA Al Barkah Asep Sumardi di lokasi, Rabu.

Warga Desa Cicau, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, bergotong royong membongkar satu unit gedung Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al Barkah sebelum dibangun ulang, Rabu. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.
Pembongkaran bangunan dilakukan puluhan warga setempat melalui gotong royong, dimulai dari bagian atap, kerangka penyangga hingga bertahap seluruh gedung bakal dirobohkan.
Madrasah dengan dua ruang kelas ini akan dibangun ulang dengan struktur bangunan yang tahan terhadap pergeseran tanah.
Asep mengatakan gedung yang digunakan untuk ruang kelas 2, 3 dan 4 itu sebenarnya baru berumur sekitar 15 tahun, sejak dibangun pada 2010 lalu.
Namun, gedung tersebut tidak dibangun dengan fondasi dan struktur kuat padahal lokasinya berada di atas tanah yang labil hingga memicu pergerakan tanah yang mengakibatkan bangunan menjadi miring.
"Ini sudah tiga bulan terpaksa tidak dipakai. Saya tidak mau ambil risiko, khawatir kenapa-kenapa. Lebih baik untuk sementara anak-anak belajar di bangunan yang satu lagi saja. Jadinya dibuat dua sif, tidak apa-apa, sabar dulu saja," katanya.
MDTA Al Barkah merupakan salah satu sekolah agama yang cukup lama berdiri di Desa Cicau. Madrasah itu telah berdiri sejak tahun 1980 dan kini memiliki 285 santri dengan dua bangunan utama. Ratusan santri itu kini harus berbagi ruang kelas selama satu gedung yang ambruk selesai dibangun kembali.
"Alhamdulillah banyak anak-anak yang sekolah di sini karena memang ini madrasah diniyah yang fokus ke pelajaran agama. Bagaimana bisa belajar baca tulis Al Quran. Memang bukan madrasah yang besar tapi kami ingin ikut membantu warga dalam pendidikan khususnya agama Islam," ucap dia.
Asep mengaku sudah pernah mengajukan permohonan bantuan perbaikan gedung sekolah, baik ke pemerintah, kementerian hingga pihak swasta. "Cuma memang belum ada jawaban. Kemudian dari perusahaan datang, langsung disurvei, alhamdulillah sekarang bakal dibangun," ucap dia.
Kepala Desa Cicau Maman M. Pahlevi mengatakan usulan pembangunan madrasah telah disusun sejak 2024 lalu. Setelah melalui berbagai tahapan, madrasah akhirnya siap dibangun ulang melalui CST PT Suzuki dan Harrosa.
"Dari pihak perusahaan juga menawarkan apa yang bisa dibantu karena memang mereka memiliki pergudangan di sini. Kami sampaikan ada madrasah yang alhamdulillah akhirnya bisa disetujui," katanya.
MDTA Al Barkah, kata Maman, turut membantu anak-anak mempelajari agama, hanya saja, kondisi gedung tersebut cukup membahayakan karena berada di tanah yang labil.
"Kadang suka banjir juga masuk ke kelas. Sekarang sudah dibenahi, alhamdulillah bersyukur. Saya sendiri saat kecil belajar di madrasah tersebut. Jadi saya termasuk alumni madrasah ini," katanya.
Sementara itu, Project Manager PT Harrosa Darma Nusantara Maulana Yusuf Ibrahim mengatakan faktor utama dari kerusakan sekolah ini yakni fondasi yang rapuh ditambah berada di atas tanah dengan kontur labil sehingga fokus utama dari pembangunan ini adalah fondasi yang kuat.
"Karena kami tidak mungkin hanya memugar dengan mengandalkan gedung yang ada, strukturnya tidak kuat. Jadi kami bongkar semua, dibangun dari nol, termasuk fondasinya kami kuatkan. Karena rencananya ini bakal dibangun dua lantai, tapi dalam dua tahap," katanya.
Gedung yang baru nanti akan dibangun lebih besar dari yang ada. Ruang kelasnya pun bertambah dari semula dua menjadi tiga ruang kelas. "Ada penambahan ruang kelas, toilet dan prasarana lain. Lalu atap kami dak karena nanti akan dibangun dua lantai," katanya.
Tidak sekadar gedung, pihaknya juga akan menyiapkan seluruh perlengkapan mulai dari papan tulis, meja dan kursi belajar hingga kebutuhan pelengkap lain seperti kipas angin. Rencananya pembangunan akan dilakukan selama enam bulan ke depan.
"Selama enam bulan itu sudah beres semua, sudah bisa dipakai. Anggarannya sendiri sekitar Rp 800 juta karena memang kami mementingkan bagaimana fondasi agar gedung benar-benar kuat," kata dia.*