Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan awal musim kemarau di sebagian wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan berlangsung mundur dari waktu yang diprakirakan sebelumnya.
"Seperti di Kabupaten Cilacap, berdasarkan prakiraan yang dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim kemaraunya diprakirakan pada dasarian kedua bulan Mei hingga dasarian kedua bulan Juni," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu.
Namun hingga awal dasarian ketiga bulan Mei, kata dia, di sebagian wilayah Cilacap masih terjadi hujan lebih dari 50 milimeter per dasarian.
Dalam hal ini, kata dia, sebagai awal musim kemarau apabila curah hujan dalam satu dasarian atau 10 hari sama atau kurang dari 50 milimeter diikuti oleh dua dasarian berikutnya.
Baca juga: Waspadai bencana hidrometeorologi di Sulteng hingga 23 Mei
Berdasarkan hasil pengamatan data curah hujan hingga hari Rabu (21/5), lanjut dia, rata-rata curah hujan pada dasarian pertama dan kedua bulan Mei di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, seperti Dayeuhluhur, Majenang, Sidareja, Kampunglaut, Adipala, dan Kroya, masih di atas 50 milimeter, sehingga belum memasuki awal musim kemarau.
"Dengan demikian awal musim kemarau di wilayah yang diprediksi memasuki kemarau pada dasarian kedua bulan Mei seperti Dayeuhluhur, Wanareja, Cipari, dan Sidareja bagian utara dipastikan mundur. Sementara wilayah lain di Kabupaten Cilacap, awal musim kemarau diprakirakan pada dasarian ketiga bulan Mei hingga dasarian kedua bulan Juni akan dievaluasi kemudian," katanya.