Jakarta (ANTARA) - Beberapa pejabat AS merasa frustrasi dengan sumbangan tank M1A1 Abrams yang dinonaktifkan dari Australia ke Ukraina, yang pengirimannya dikonfirmasi oleh perdana menteri Australia pada Minggu (18/5), demikian dilaporkan media ABC.
Menurut laporan ABC, pejabat AS frustrasi karena kekhawatiran tentang efektivitasnya dalam perang pesawat nirawak.
Tank-tank yang dinonaktifkan tersebut, yang dijanjikan oleh pemerintah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese kepada Ukraina tahun lalu, dianggap "tertahan" di negara Kanguru itu untuk waktu yang tidak terbatas sejak April.
Pejabat Kementerian Pertahanan Australia sebagian menyalahkan resistensi dari Amerika Serikat atas keterlambatan pengiriman mereka.
Namun, Albanese pada Minggu mengatakan dalam percakapan dengan Volodymyr Zelenskyy bahwa tank-tank yang dinonaktifkan itu telah dikirim ke Ukraina.
Menurut ABC, proses pemuatan kendaraan pertama dari 49 kendaraan ke kapal kargo dimulai baru-baru ini, tetapi pemerintah Australia tidak akan membeberkan lokasi saat ini atau tanggal kedatangan yang diharapkan di Eropa karena alasan keamanan.
ABC melaporkan bahwa sebelum proses pengiriman dimulai, Australia "harus menunggu persetujuan Washington untuk mengekspor tank buatan AS ke negara ketiga," serta pejabat AS secara pribadi mempertanyakan keuntungan dari sumbangan tersebut.
"Tahun lalu, bahkan sebelum Donald Trump kembali menjadi presiden, kami memperingatkan Australia bahwa pengiriman tank Abrams ini akan rumit, dan begitu tank-tank itu akhirnya sampai di medan perang, Ukraina akan kesulitan mempertahankannya," kata seorang pejabat AS kepada ABC dengan syarat anonim.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles pada Senin menolak berkomentar mengenai apakah AS telah menyuarakan kekhawatiran tentang sumbangan tersebut.
"Kami telah bekerja sama sangat erat dengan Ukraina, sangat erat dengan Amerika Serikat, untuk melihat pengiriman ini terjadi dan mengamati tank-tank tersebut sedang dalam perjalanan," kata Marles kepada wartawan, dikutip oleh ABC.
Sebelumnya pada April, seorang pejabat pertahanan Australia mengatakan kepada ABC bahwa ada kekhawatiran tentang apakah tank Abrams akan berguna bagi tentara Ukraina karena "atap tank adalah titik terlemah dari Abrams dan ini adalah perang pesawat nirawak."
Tahun lalu, Komite Referensi Urusan Luar Negeri, Pertahanan, dan Perdagangan Senat Australia merekomendasikan agar pemerintah Australia meningkatkan bantuan ke Ukraina, termasuk pengiriman peralatan militer.
Rekomendasi khusus itu termasuk transfer peralatan militer secara standar, termasuk barang-barang yang dinonaktifkan, ke Ukraina kecuali ada argumen yang menentangnya terkait dengan barang tertentu.
Keputusan ini dibuat di tengah permintaan berulang dari Kiev ke Canberra dengan permintaan resmi untuk bergabung dengan Washington, London, dan Berlin dalam memasok peralatan militer untuk kebutuhan tentara Ukraina.
Sebaliknya, beberapa peralatan yang dinonaktifkan, termasuk tank M1A1 Abrams milik Amerika Serikat, ditempatkan untuk dijual dalam platform perdagangan, yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat Ukraina di Australia.
Kemudian dilaporkan bahwa Menteri Pertahanan Australia Richard Marles telah membahas dengan Kiev "sejumlah opsi" untuk mengirim tank-tank tua, yang harus sesuai dengan aturan ekspor peralatan militer AS ke negara ketiga.
Kedutaan Besar Rusia di Australia menyatakan bahwa "tank M1A1 Abrams akan terbakar persis seperti (kendaraan infanteri) Bushmaster yang disumbangkan sebelumnya."
Rusia meyakini bahwa kebijakan pasokan senjata ke Ukraina bakal menghambat penyelesaian, yang secara langsung melibatkan negara-negara NATO dalam konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mencatat bahwa setiap pengiriman yang berisi senjata untuk Ukraina akan menjadi target yang sah bagi Rusia.
Kremlin menyatakan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina oleh Barat tidak berkontribusi pada negosiasi dan akan berdampak negatif.
Sumber: Sputnik-OANA