Jambi (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia mendukung Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi diakui sebagai situs warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Saat ini KCBN Muarajambi masuk dalam tentavie list warisan dunia Unesco yang merupakan kesempatan besar, sekaligus tanggung jawab bersama untuk mendorong pengakuan dunia," kata Staf khusus Menteri Kebudayaan Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional Annisa Rengganis disela-sela kunjungannya di kawasan candi Muarajambi, Minggu.
Ia mengatakan, kawasan ini bukan sekadar komplek percandian biasa, namun merupakan bukti sejarah panjang peradaban tinggi yang pernah tumbuh dan berkembang di pulau Sumatera.
Komplek percandian telah ditetapkan sebagai KCBN berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) nomor 259/M/2013, mencakup areal seluas 4000 hektare, menjadikan kawasan terluas di Asia Tenggara.
Annisa Rengganis menambahkan, lebih dari 82 reruntuhan bangunan kuno telah diidentifikasi, dengan 11 kompleks percandian utama yang sudah direstorasi.
Didalamnya juga terdapat kanal-kanal air, kolam kuno dan jalur air yang terhubung langsung dengan Sungai Batanghari.
Hal ini membuktikan bahwa masyarakat saat itu memiliki kecanggihan dalam teknik sipil, tata air dan arsitektur.
Momentum strategis ini, kata dia, untuk mengingat kembali terus menjaga dan merawat kebudayaan di tengah arus globalisasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini.
Justru itu, Kementerian Kebudayaan mendorong KCBN diakui Unesco, juga perlu dukungan semua pihak.
Indonesia dikenal dunia sebagai negeri yang kaya akan budaya, memiliki ratusan ribu warisan budaya yang tidak ternilai.
Kekayaan itu mencerminkan keberagaman etnis, bahasa, kepercayaan serta nilai yang telah terbentuk selama ribuan tahun.
Salah satu wujud nyata dari kekayaan itu adalah Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi di Provinsi Jambi.