Purwakarta (ANTARA) - Sebanyak dua di antara 20 pasien tuberkulosis resisten obat (TB-RO) atau pasien yang mengalami kebal obat dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan selama enam bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta Tri Muhammad Hani dalam keterangan di Purwakarta, Senin, mengatakan sejak 2024 pihaknya telah membuka layanan untuk pasien TB-RO.
"Sejak layanan itu dibuka, ada 20 pasien yang ditangani. Kini, dua orang pasien dinyatakan telah sembuh, dan sisanya masih menjalani perawatan," katanya.
Ia menjelaskan pada awalnya 27 warga teridentifikasi TB-RO. Namun tiga orang menolak untuk menjalani perawatan, tiga orang meninggal, dan satu orang lainnya pindah ke luar daerah sehingga yang ditangani pihak rumah sakit berjumlah 20 pasien.
Baca juga: Pj Bupati Purwakarta ajak masyarakat ke dokter untuk waspadai munculnya kasus TB
Baca juga: Pemkab Purwakarta sasar pelajar dalam upaya tekan stunting, DBD danTBC
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI, RSUD Bayu Asih Purwakarta menjadi salah satu pengampu pelayanan TBC. Atas hal itu, pihaknya membuka layanan TB-RO, sebagai bukti komitmen atas amanah dan tanggung jawab tersebut.
Ketua Tim Penanggulangan TBC RSUD Bayu Asih Purwakarta dr Evan Rivana, Sp.P mengatakan pelayanan TB-RO di RSUD Bayu Asih adalah layanan rawat inap dan rawat jalan pada ruangan khusus sebab kasus TB-RO harus mendapat penanganan khusus yang terpisah dari TBC biasa.
Tuberculosis Resisten Obat (TB-RO) merupakan infeksi Tuberkulosis yang menyerang tubuh disebabkan bakteri Mycibacterium Tuberculosis yang telah mengalami kebal obat akibat dari pengobatan yang tidak benar.
Baca juga: RSUD Purwakarta buka layanan pasien TBC yang alami kebal obat
"Penyebab TB-RO adalah tidak teraturnya pasien dalam menjalani pengobatan dengan obat anti tuberkulosa sesuai panduan," kata dia.
Penyebab lainnya, pasien berhenti secara sepihak dari pengobatan sebelum waktunya, tidak memenuhi anjuran dokter atau petugas kesehatan, gangguan penyerapan obat bahkan bisa disebabkan tertular dari pasien TB-RO lainnya.
"Yang paling kita antisipasi itu penularan ke orang lain, karena penularannya sangat cepat," kata dia.
Metode pengobatan TB-RO di RSUD Bayu Asih dilakukan selama enam bulan. Pasien dipantau terus hingga sembuh.