Moskow (ANTARA) - Konflik antara India dan Pakistan, apabila terus meningkat, dapat menyebabkan gangguan dalam industri berlian dunia, demikian laporan RIA Novosti.
Hal itu karena India merupakan pemain utama di pasar permata, demikian data dari Badan Statistik India dan Proses Kimberley.
Menurut perkiraan Proses Kimberley, India merupakan importir dan eksportir berlian utama.
Proses Kimberley (KP) adalah skema sertifikasi internasional yang ditujukan untuk mencegah perdagangan "berlian konflik", yang didefinisikan sebagai berlian kasar yang digunakan oleh gerakan pemberontak atau sekutunya untuk membiayai konflik melawan pemerintah sah.
Baca juga: Pakistan diserang India, 31 tewas
Baca juga: Indonesia desak India dan Pakistan menahan diri dan utamakan dialog
Sementara itu, data Badan Statistik India menunjukkan bahwa India sebagian besar membeli berlian kasar, dan menjual berlian yang sudah dipoles.
Pada 2024, India mengimpor berlian senilai 17 miliar dolar AS (sekira 280 triliun rupiah), dengan impor berlian kasar nonindustri sebesar 11,6 miliar dolar (190 triliun rupiah) dan batu olahan nonindustri sebesar 5,9 miliar dolar (99 triliun rupiah).
Sementara itu, ekspor India mencapai $14,4 miliar (237 triliun rupiah), dengan pangsa terbesar berlian olahan nonindustri sebesar 13,7 miliar dolar (225 triliun rupiah).
India sebagian besar membeli berlian dari Uni Emirat Arab (7,95 miliar dolar), Amerika Serikat (2,6 miliar dolar), Hong Kong (2,4 miliar dolar), Belgia (2,2 miliar dolar), dan Rusia (663,8 juta dolar). Dalam hal ekspor, India sebagian besar menjual berlian ke AS (4,9 miliar dolar), Hong Kong (3,5 miliar dolar), UEA (1,95 miliar dolar), Belgia (1,7 miliar dolar), dan Israel (571,5 juta dolar).
Baca juga: India serang Pakistan dengan tembakkan rudal, tiga tewas
Pada Rabu dini hari, Kementerian Pertahanan India mengumumkan peluncuran Operasi Sindoor, yang menargetkan "infrastruktur teroris" di Pakistan.
Kementerian tersebut kemudian mengatakan bahwa 70 "teroris" telah dibasmi dan menekankan bahwa tidak ada fasilitas militer Pakistan yang diserang.
Militer Pakistan melaporkan 26 orang tewas dan 46 lainnya terluka akibat serangan India. Media Pakistan melaporkan bahwa angkatan udara negara itu menembak jatuh lima jet tempur India.
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah serangan pada 22 April di dekat kota wisata Pahalgam, di wilayah Kashmir yang dikelola India, di mana sekelompok militan Islam bersenjata menewaskan 26 orang.
Kelompok pemberontak Front Perlawanan yang terkait dengan teroris mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti