Jakarta (ANTARA) - Indonesia menghadirkan Mama Bamboo di World Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang, sebagai bagian dari upaya menghadirkan praktik baik pelestarian lingkungan dari daerah ke panggung internasional.
Mama Bamboo yang dimaksud merupakan dua perempuan dari Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Negekeo, Nusa Tenggara Timur, bernama Mama Paula Thresia dan Mama Florentina Ceme Owa.
“Ini menjadi bukti nyata pembangunan berkelanjutan dapat berjalan berdampingan dengan pelibatan peran perempuan,” kata Koordinator Kabupaten Manggarai Timur Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) Maria Wuda di Women’s Paviliun World Expo 2025 Osaka yang bertajuk “Empowered Woman and Bamboo: The Indonesia New Normal”, dikutip dari keterangan di Jakarta, Senin.
Pada kesempatan tersebut, Mama Bamboo memperkenalkan peran perempuan dalam merawat alam, menjaga keberlanjutan bumi, dan menghasilkan nilai tambah melalui bambu.
Mama Paula menerangkan inisiatif pelestarian bambu yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat NTT.
Bambu adalah budaya dan bagian penting dari kehidupan sehari-hari perempuan di Desa Mokel Morid yang sangat erat berkaitan dengan budaya. Mulai dari lahir hingga meninggal dunia, semua berkaitan dengan bambu.
Ketua YBLL Monica Tanuhandaru menjelaskan bahwa kelompok Mama Bamboo juga mengelola kawasan hutan yang telah mendapat izin kelola sejak 2022.
Di Women’s Paviliun World Expo 2025 Osaka, dipamerkan pula dua sepeda bambu Spedagi tipe GoRo dan Rodacilik 02 karya Singgih S Kartono.
Baca juga: Rumah Batik Liem Ping Wie di World Expo Osaka
Baca juga: Ini tari Indonesia pad World Expo 2025 Osaka
Baca juga: Indonesia hadirkan Saung Angklung Udjo di Paviliun Indonesia dalam World Expo 2025 Osaka