Tanjungpinang (ANTARA) - Menteri Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis laut di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah agar potensi besar yang dimiliki Kepri itu dapat dikelola secara strategis dan berkelanjutan.
"Bagaimana agar Kepri mampu mengelola kekayaan laut hayati ke arah pengembangan ekonomi kreatif dan strategis, yakni dengan memanfaatkan kekayaan laut hayati yang berkelanjutan di Kepri kepada sektor-sektor ekonomi kreatif unggulan," kata Menteri Teuku Riefky dalam keterangannya yang diterima di Tanjungpinang, Kepri, Senin.
Teuku Riefky juga mengingatkan Kepri telah ditetapkan sebagai salah satu dari 15 provinsi prioritas pengembangan ekonomi kreatif dalam lima tahun ke depan.
Penetapan tersebut telah diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 yang ditandatangani oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
“Pemerintah Kepri harus mampu menunjukkan komitmen tersebut karena Kepri sudah menjadi salah satu lokasi prioritas pengembangan ekraf,” ujarnya.
Baca juga: OJK-Kemenekraf ciptakan ekosistem ekraf lebih inklusif
Teuku Riefky memaparkan bahwa terdapat tujuh subsektor ekonomi kreatif prioritas dari total 17 subsektor yang ada, yakni kuliner, kriya, fesyen, gim, aplikasi, film-animasi-video, dan musik.
Ia pun mendorong Pemprov Kepri fokus menentukan subsektor yang paling potensial untuk segera dipercepat pengembangannya.
"Khusus untuk Kepri, potensi digitalisasi dinilai dekat dengan karakteristik wilayah, dan dapat memberikan efek ganda bagi kabupaten dan kota di sekitarnya," ucapnya.
Sementara, Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura menyambut positif dan menyatakan kesiapannya untuk melakukan transformasi serta inovasi di bidang ekonomi kreatif.
Menurutnya dorongan dari Menteri Ekraf menjadi motivasi bagi pemerintah daerah untuk semakin serius dalam membangun ekosistem ekraf yang berdaya saing.
“Apa yang disampaikan oleh Pak Menteri menjadi motivasi bagi kami di daerah untuk melakukan transformasi atau inovasi terhadap usaha ekonomi kreatif yang terus berkembang agar Kepri punya ketahanan untuk pengembangan lokal konten dari masing-masing kota dan kabupatennya,” ujar Nyanyang.
Baca juga: Wamenekraf dorong ekraf daerah di Panen Raya Agro Edu Wisata Organik Bogor
Ia menambahkan bahwa Pemprov Kepri akan menindaklanjuti arahan ini dengan memperkuat kerja sama lintas sektor, memperbaiki sistem pendataan pelaku ekonomi kreatif, serta memberikan dukungan lebih besar terhadap pengembangan subsektor prioritas.
Pihaknya berkomitmen mempercepat langkah konkret, baik dalam bentuk regulasi, program pelatihan, maupun insentif untuk sektor-sektor kreatif unggulan.
"Kami yakin dengan kolaborasi yang kuat, Kepri bisa menjadi salah satu episentrum baru ekonomi kreatif nasional,” kata Nyanyang.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kepri Riki Rionaldi mengakui bahwa pengembangan ekonomi kreatif di Kepri masih menghadapi tantangan, terutama karena karakteristik wilayah kepulauan yang tersebar.
Baca juga: Pemerintah susun klasifikasi baku lapangan usaha ekonomi kreatif
Ia mengutarakan salah satu potensi besar yang bisa dikembangkan berasal dari kekayaan laut Kepri, misalnya peningkatan nilai tambah melalui pengemasan produk kuliner berbasis hasil laut, serta pemanfaatan bahan alami seperti kolagen dari teripang emas untuk produk suplemen atau bahan baku kosmetik.
Selain itu, ada pula potensi hasil kekayaan laut yang bisa diangkat levelnya sebagai nilai tambah, khususnya kemasan untuk strategi branding produk kuliner.
"Ada juga produk lain seperti kolagen dari teripang emas atau timun laut sebagai bentuk suplemen maupun bahan baku kosmetik dengan potensi ekonomi kreatif baru yang bisa mendunia," ujar Riki.