Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur (memakai cara "pengepokan" atau teknik mengumpulkan terlebih dahulu sampah dari banjir Kali Ciliwung yang menggenangi kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Teknik ini dipakai supaya tidak terlalu banyak sampah yang harus dibuang ke Bantar Gebang. Cara ini lebih efektif karena alat-alat berat berfungsi mengumpulkan sampah. Kemudian dari sini dimasukkan ke dalam truk baru dibawa ke Bantar Gebang," kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Lingkungan Hidup Kota Jakarta Timur, Eko Gumelar dalam kegiatan bersih-bersih kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.
Eko menyebut penanganan sampah saat bersih-bersih di kawasan Cililitan ini dibagi berdasarkan kelompok-kelompok.
Setiap personel memiliki peran masing-masing dalam mengangkut sampah dan membersihkan lumpur di sekitar Cililitan Kecil.
"Jadi nanti ada badan air dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya yang mengambil dan mengumpulkan memakai gerobak atau mobil pengangkut sampah. Kita tumpuk di sini dulu," ucap Eko.
Namun, Eko menjelaskan tidak ada kegiatan pemilahan sampah mengingat kondisi sampahnya yang beragam.
"Pemilahan sampah ini tidak mungkin, karena sampahnya sangat kompleks. Mungkin yang memilah teman-teman dari pemulung yang mengambil dan mengais-ngais tumpukan sampah yang ada di sini," ujar Eko.
Pemkot Jaktim mengerahkan 500 personel gabungan untuk membersihkan sampah usai banjir di Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur akibat meluapnya Kali Ciliwung.
Baca juga: Tulungagung siapkan skenario pembangunan TPST antisipasi TPA Segawe overload
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup: Tujuh TPA "open dumping" berpotensi kena pidana