Jenewa (ANTARA) - Pakar PBB pada Kamis (6/3) memberikan peringatan atas keputusan rezim zionis biada Israel menghentikan semua bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan menyebut situasi tersebut sebagai penggunaan kelaparan sebagai senjata.
Pernyataan itu disampaikan setelah Kabinet Perang Israel memutuskan keluar dari kesepakatan gencatan senjata Gaza dan seruan dari sejumlah pejabat tinggi untuk kembali membuka 'pintu neraka' di wilayah kantung tersebut.
"Dengan sengaja memotong pasokan vital, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi, dan alat bantu bagi penyandang disabilitas, Israel sekali lagi menjadikan bantuan sebagai senjata," kata mereka.
Ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, serta kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan Statuta Roma.
Menurut pakar PBB sebagai kekuatan pendudukan, Israel selalu berkewajiban untuk memastikan kecukupan makanan, pasokan medis, dan layanan bantuan lainnya.
Para pakar juga menekankan bahwa gencatan senjata tidak pernah menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina.
Sejak berlaku pada 19 Januari, pasukan Zionis Israel telah menewaskan setidaknya 100 orang Palestina di Gaza, membuat jumlah total korban tewas mencapai 48.400 jiwa.
Sumber: Anadolu
Baca juga: China: Pemindahan warga Gaza ciptakan masalah baru
Baca juga: Gedung Putih sebut AS jalin komunikasi langsung dengan Hamas