Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi di Nusa Tenggara Timur pada 2024 sekira 168,73 ribu hektare atau turun 8,65 persen dibandingkan tahun 2023 seluas 184,70 hektare.
Kepala BPS NTT Matamira B. Kale di Kupang, Kamis, mengatakan secara umum penurunan luas panen terjadi akibat kekeringan sebagai dampak dari El Nino yang terjadi sejak 2023 hingga 2024.
“El Nino pada 2024 memberikan dampak signifikan pada menurunnya luas panen dan produksi,” katanya.
Walaupun hujan turun, tidak secara merata dan intensitasnya terbatas sedangkan persawahan di NTT masih banyak yang bergantung pada curah hujan.
Dampak kekeringan dirasakan di berbagai daerah yang menjadi sentra produksi padi di NTT yaitu di Kabupaten Kupang, Sumba Timur, dan Sumba Barat.
Baca juga: BPS: Produksi beras Papua Barat 2,21 ribu ton periode Januari-April
Baca juga: BPS sebut diskon tarif listrik beri andil terbesar deflasi Februari 2025