Kabupaten Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, meluncurkan program inovatif Gerebeg Pajak sebagai upaya memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD) di wilayah ini
"Program Gerebeg Pajak ini diluncurkan sebagai upaya serius dalam mengejar target PAD Kabupaten Bandung tahun ini yang mencapai Rp2 triliun," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bandung Akhmad Djohara di Bandung, Minggu.
Akhmad menjelaskan langkah ini diambil sesuai arahan Bupati Bandung Dadang Supriatna menyusul temuan Badan Pemeriksa Keuangan yang menunjukkan potensi pendapatan daerah yang belum tergali atau lost potensi mencapai Rp200 miliar.
Program "Gerebeg Pajak" diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengatasi potensi pendapatan yang hilang terutama akan menyasar hotel, restoran, kafe hingga rumah makan.
"Melalui program ini kami banyak turun ke lapangan. Kami banyak silaturahmi dan berkoordinasi agar terjadi komunikasi dua arah. Termasuk kita tampung keluhan dan persoalan dari wajib pajak," kata Kepala Bapenda.
Ia menjelaskan program ini akan fokus pada penagihan pajak yang tertunggak dan optimalisasi potensi pajak yang belum termanfaatkan secara maksimal. Terlebih, masih terdapat puluhan restoran dan hotel yang masih menunggak pajak.
Ia menyampaikan akan melakukan berbagai upaya, mulai dari sosialisasi dan edukasi kepada wajib pajak, hingga tindakan tegas bagi wajib pajak yang terbukti melakukan pelanggaran.
"Sudah ada beberapa wajib pajak yang kena peringatan dan kena penyegelan. Jangan sampai ke depan terjadi lagi, semua harus sadar pajak, karena pajak ini untuk pembangunan," kata Akhmad.
Ia berharap program "Gerebeg Pajak" tidak hanya mampu mendongkrak target PAD yang telah ditetapkan, tetapi juga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak di Kabupaten Bandung.
"Kabupaten Bandung di bawah kepemimpinan Bupati Dadang Supriatna ingin mendongkrak pembangunan di berbagai bidang. Ini harus ditunjang dengan peningkatan pendapatan daerah, makanya kami semua bergerak," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mendorong pengembangan kampung wisata berbasis adat (Maplire Alro) berbasis adat di Kampung Aikima, Distrik Yuarima, Kabupaten Jayawijaya.
Pengembangan kampung wisata berbasis adat ditandai dengan penanaman pohon oleh Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Velix V Wanggai.
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Velix V Wanggai di Wamena, Sabtu mengatakan pariwisata menjadi sektor unggulan di tengah-tengah keterbatasan sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD).
“Kami harus memilih sektor strategis bagi Papua Pegunungan untuk mengembangkan sektor pariwisata sehingga daerah ini dapat meningkatkan PAD,” katanya.
Menurut Velix, pengembangan kampung wisata berbasis adat sangat baik karena pengembangan dari sisi komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan ketika dikelola dengan baik.
“Ini juga sejalan dari program nasional mengenai kebijakan desa wisata atau di sini di sebut kampung wisata,” ujarnya.
Komunitas masyarakat adat di sini dapat memanfaatkan luasan tanahnya untuk mendorong sektor pariwisata, tentu dengan keterlibatan pemerintah daerah.
“Kawasan wisata ini tentu ada cerita yang harus dikemas dalam sebuah konsep yang digabungkan dengan pemandangan alam luar biasa maka akan mendatangkan banyak wisatawan ke tempat ini,” katanya.
IDi tempat wisata ini ada potensi pertaniannya, sehingga ke depan dapat digabungkan pemandangan alam dengan pengembangan agro wisata.
“Ada sejarah dan juga ada pertanian yang dikemas secara baik di dalam sektor pariwisata yang dijual kepada wisatawan yang datang ke Papua Pegunungan khususnya Wamena untuk menikmati semua potensi alam tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Papua Pegunungan dorong wisata berbasis adat
Baca juga: Bogor sosialisasikan dana bagian pajak dan retribusi daerah Rp279 miliar untuk desa
Baca juga: Mataram kaji perubahan target pajak hotel