Jambi (ANTARA) - Unit Tipidter Satreskrim Polresta Jambi menggagalkan penjualan 10 kilogram sisik trenggiling yang dibawa dari Limbur, Sabak, Tanjab Timur.
Kasi Humas Polresta Jambi Ipda Deddy dalam keterangan tertulis di Jambi, Rabu, mengatakan pengungkapan kasus tindak pidana konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya terjadi di Kelurahan Sijinjang, Jambi Timur, Kota Jambi.
Pengungkapan berawal saat personel Unit Tipidter Sat Reskrim Polresta Jambi mendapatkan informasi bahwa ada yang ingin menjual bagian tubuh hewan yang dilindungi berupa sisik trenggiling.
“Atas informasi tersebut personel unit Tipidter melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah memang benar hal tersebut,” kata Deddy.
Baca juga: Penjual sisik Trenggiling seberat 41 kilogram diringkus polisi di Riau
Baca juga: KLHK tangkap pelaku ketiga terkait kasus 360 kilogram sisik trenggiling di Banjarmasin
Setelah dilakukan pendalaman, personel menemukan adanya pihak yang ingin menjual sisik trenggiling. Kemudian melihat ada yang melakukan penawaran penjualan sisik trenggiling itu, maka penyidik koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melalui pembelian secara rahasia (undercover buy) dan dilakukan penangkapan terhadap pelaku.
"Mau dijual tapi undercover buy oleh BKSDA dan penyidik," katanya.
Tim Unit Tipidter berhasil melakukan tangkap tangan terhadap tiga pelaku dengan barang yang dibawa tersebut adalah sisik trenggiling sebanyak kurang lebih 10 kg.
Kasi Humas menjelaskan para pelaku yang diamankan diantaranya adalah MT (48) warga Desa Lambur Tanjab Timur yang merupakan pemilik, selanjutnya WW (43) warga Desa Tangkit Sungai Gelam, Muaro Jambi yang perannya sebagai kurir, dan TMS (33) warga Jelutung, Kota Jambi yang tugasnya sebagai warga perantara.
Baca juga: Sindikat Penjual Trenggiling Ditangkap
“Dari tangan para pelaku ini kita mengamankan barang bukti sebanyak 10 kg sisik trenggiling yang dimasukkan ke dalam karung plastik," kata Deddy.
Polisi juga menyita barang bukti lain berupa satu unit sepeda motor.
Saat ini ketiga pelaku telah dibawa ke Mapolresta Jambi dan atas perbuatannya dikenakan Pasal 21 ayat 2 Jo pasal 40 ayat dua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.
