Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyampaikan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dengan China mengakibatkan China agresif untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi baterai kendaraan listrik (EV).
“Sekarang China sangat agresif untuk bisa masuk ke Indonesia,” ucap Toto dalam rapat dengar pendapat (RDP) terkait perkembangan industri baterai EV Indonesia dengan Komisi XII di Jakarta, Senin.
Toto menjelaskan bahwa agresivitas China berusaha masuk ke Indonesia disebabkan oleh pemerintah Amerika Serikat yang memberikan tarif yang cukup signifikan terhadap produk-produk yang datang dari China.
Dengan demikian, untuk menghindari tarif tersebut, China berupaya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi baterai kendaraan listrik (EV) maupun baterai storage ke Amerika Serikat.
“Jadi contohnya, kalau dari China, itu tarifnya ke Amerika Serikat hampir 40 persen untuk baterainya, tapi kalau di Indonesia, kemungkinan hanya 10 persen,” ucap dia.
Menurut Toto, keunggulan tersebutlah yang dimiliki oleh Indonesia untuk menjadi basis produksi baterai, bukan hanya untuk Indonesia, melainkan untuk kebutuhan global termasuk Amerika Serikat.
Guna menjadikan Indonesia sebagai basis produksi baterai EV, Toto menyampaikan perlunya bagi pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi untuk hilirisasi bahan baku baterai.
“Kami harus minta dukungan juga bagaimana secara regulasi, kami bisa memberikan prioritas untuk baterai-baterai yang sifatnya dari nikel, yang di Indonesia memiliki sumber dayanya langsung,” kata Toto.
Baca juga: China dalam data Badan Pusat Statistik
Baca juga: Produk China makin banyak di pameran mobil IIMS 2025