Surabaya (ANTARA) - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengharapkan kepada kader-kader Muhammadiyah ikut berperan serta dalam pembangunan sektor pariwisata.
Ajakan tersebut disampaikan Saleh saat memberikan ceramah pada Rapat Kerja Wilayah Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tmur yang berlangsung di Aula Mas Mansur Kantor PWM Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya, pada Ahad.
"Pariwisata Indonesia ini kita inginnya berkontestasi secara global, tentunya kita berharap tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia ini mampu bersaing dengan tempat-tempat wisata yang ada di luar negeri. Contohnya di wilayah ASEAN saja kita masih sedikit tertinggal," katanya.
Menurut Saleh, banyak faktor yang menyebabkan ketertinggalan sektor pariwisata di Indonesia, salah satu faktornya adalah manajemen pemerintah.
"Untuk memperbaiki manajemen ini dimulai dari perbaikan undang-undang. Komisi VII sekarang sedang membahas Undang-Undang Pariwisata dan kalau sudah selesai nanti ada nomenklatur baru yang disesuaikan dengan konteks sekarang," katanya.

Kelemahan yang kedua, ujar Saleh, adalah mentalitas masyarakat kita.
"Secara umum masyarakat kita belum memahami esensi pentingnya dunia pariwisata. Ketika orang lain berkunjung ke suatu tempat ada saja problemnya, misalnya kurang ramah, ada yang kasar, ada pencurian, kemudian tidak bersih tempatnya misalnya pas datang ke kamar mandi, itu kan jadi tantangan. Kalau melihat begitu orang jadi malas," katanya.
Tentang kontribusi Muhammadiyah, dia mengatakan kader Muhammadiyah bisa memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat.
"Kader Muhammadiyah diharapkan bisa hadir untuk menjelaskan betapa pentingnya pariwisata ini. Yang perlu diajarkan Muhammadiyah adalah bagaimana agar budaya setempat tetap terjaga. Jangan malah budaya orang asing yang dominan sehingga budaya lokalnya hilang," katanya.
Dia mengatakan Muhammadiyah bisa juga mengajarkan agar masyarakat berdisiplin hormat kepada tamu.
"Muhammadiyah juga bisa mengajarkan kepada masyarakat untuk menjalankan bisnis pariwisata yang benar, sehingga kita bisa mengharapkan keuntungan yang benar dari pariwisata. Yang paling utama agar Muhammadiyah mengajarkan akhlak yang benar, sehingga tidak ada kendala apapun ketika orang asing datang," katanya.
Kebudayaan
Sementara itu secara terpisah, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa sinergi antara pemerintah dan akademisi diperlukan dalam rangka melestarikan serta menggali kebudayaan di Indonesia.
"Sinergi ini (antara pemerintah dan akademisi) akan semakin memperkuat posisi Indonesia dan mendorong inovasi di berbagai bidang, termasuk di dalamnya kebudayaan," ujar Fadli Zon saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara diskusi bertajuk "Penemuan Pithecantropus Erectus Dubois dari Trinil: Menguak Misteri Evolusi Manusia" yang digelar di Jakarta, Senin.
Fadli Zon menyampaikan bahwa kalangan akademisi, khususnya Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) telah berperan penting dalam memberikan pendapat, saran, dan pertimbangan kepada pemerintah serta masyarakat terkait ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut dia, AIPI telah menunjukkan komitmen luar biasa melalui forum-forum ilmiah dan publikasi yang mereka hasilkan, yang merupakan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.
Upaya ini diharapkan dapat terus ditingkatkan sehingga berkontribusi dalam memperkuat perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya di Indonesia.
Fadli Zon juga mengingatkan pentingnya pemajuan kebudayaan sebagai amanat Undang-Undang Dasar 1945, yang secara tegas mengamanatkan negara untuk memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradaban dunia.
Dalam hal ini, Kementerian Kebudayaan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berperan dalam melaksanakan pemajuan kebudayaan nasional, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Fadli menegaskan bahwa kolaborasi lintas disiplin ilmu sangat penting dalam upaya menggali lebih dalam kekayaan warisan budaya Indonesia.
Ia mengungkapkan, dengan adanya kolaborasi maka upaya konservasi dan pelestarian situs prasejarah dapat dilakukan dengan lebih baik, sekaligus memperkaya kajian ilmiah yang dapat disebarkan kepada masyarakat luas.
Baca juga: Begini Gerakan Wisata Bersih di Kota Tua Jakarta
Baca juga: Kementerian Pariwisata tindaklanjuti pokja berantas pungli