Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mewakili Presiden Prabowo Subianto menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi Aksi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence Action Summit (AIAS) yang berlangsung di Paris, Prancis pada 10-11 Februari 2025 mendatang.
“AIAS bertujuan untuk mendorong diskusi dan langkah nyata terkait perkembangan dan tata kelola AI di tingkat global. Forum itu juga menjadi lanjutan dari AI Safety Summit yang digelar di Inggris pada November 2023 dan AI Seoul Summit (AISS) di Korea Selatan pada Mei 2024 lalu," ujar Menkomdigi Meutya di Jakarta, Sabtu.
Meutya menyampaikan peluang untuk terlibat dalam ekosistem AI global akan semakin terbuka apabila Indonesia memiliki regulasi yang tepat dalam pengembangan teknologi tersebut.
Kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang optimal dalam penggunaan dan pengembangan AI.
"Keterlibatan proaktif seluruh pemangku kepentingan dalam regulasi dan pengembangan AI sangat penting, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan potensi teknologi AI yang dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan sektor-sektor terkait," ujar Menkomdigi.
Sebagai langkah awal, Kementerian juga telah menginisiasi Dialog Kebijakan AI yang membahas tantangan serta potensinya di berbagai sektor seperti e-commerce, perbankan, kesehatan, pendidikan, hingga keberlanjutan.
Sektor e-commerce Indonesia yang diproyeksikan mencapai 150 miliar dolar AS pada 2030 harus siap mengadopsi AI untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak.
Dengan pengaturan yang tepat, Menkomdigi meyakini Indonesia akan menjadi pemain utama dalam ekosistem teknologi AI global.
Baca juga: Pemerintah harus punya strategi nyata bangun ekosistem AI
Baca juga: Kecerdasan buatan jadi kekuatan transformasi inklusif