Jakarta (ANTARA) - Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memanfaatkan momen libur panjang Isra Miraj–Imlek 2025 untuk mendongkrak penjualan dan memperluas akses pasar mereka.
Rolasta Arni Sianturi, seorang pemilik usaha tas buatan tangan (handmade bags) bermerek “Caly”, yang ditemui di Jakarta, Sabtu, menyampaikan bahwa momen libur panjang menjadi kesempatan bagi perusahaannya untuk menggencarkan promosi secara daring.
Berbeda dengan penjual yang biasa menjajakan barang jualannya pada siaran langsung di sejumlah media sosial, Arni justru memanfaatkan platform iklan Google untuk mempromosikan tas buatan tangannya.
“Kami memanfaatkan platform daring karena mereka (calon pembeli) memiliki waktu lebih luang untuk melihat hp (handphone) saat liburan,” ujar Arni.
Baca juga: Ini lima rekomendasi wisata libur akhir pekan di DKI Jakarta
Baca juga: UMKM Borobudur ramai pengunjung dan laku di masa libur sekolah
Terkait dengan perbandingan keuntungan yang ia peroleh ketika liburan dan hari biasa, Arni menyampaikan bahwa angkanya cenderung fluktuatif dan tidak menentu. Yang jelas, kata dia, omzet usahanya mencapai Rp500 juta per tahun.
Di sisi lain, juga terdapat pelaku usaha dari sektor pangan yang memanfaatkan libur panjang untuk mendongkrak penjualannya.
Dito Pratomo, tim marketing dari Sagolicious, menyampaikan bahwa perusahaannya merupakan salah satu UMKM yang memanfaatkan libur panjang untuk memperluas akses terhadap pasar.
“Biasanya, kalau libur panjang, banyak event yang digelar oleh entah binaan dari BSIP atau dari kementerian-kementerian lain yang mengadakan bazar atau expo. Itu yang kami manfaatkan,” ucap Dito.
Baca juga: Purwakarta optimalkan pemasaran produk UMKM pada musim mudik lebaran tahun ini
Berbagai gelaran tersebut ia manfaatkan bukan hanya untuk menjual produk, melainkan mengenalkan brand usaha kepada masyarakat secara luas. Branding merupakan salah satu tantangan bagi para pelaku UMKM.
Adapun sejumlah strategi promosi yang ia implementasikan berupa pemberian diskon, paket bundling, dan lain-lain. Dito menyampaikan promosi tersebut tentu saja bertujuan untuk menarik minat para pengunjung, setidaknya untuk mencoba produk mereka.
Ia berharap agar pemerintah dapat lebih sering menggelar acara untuk menampung para pelaku UMKM pada hari libur panjang. Apalagi, bila UMKM yang berhasil melewati tahap kurasi tidak dipungut biaya untuk membuka stand.
“Manfaat keekonomiannya kerasa banget, apalagi event-event yang diadakan oleh binaan itu kan biasanya gratis. Itu sangat ngebantu kami sebagai UMKM,” kata Dito.