Garut (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Garut Barnas Adjidin meminta semua kalangan masyarakat maupun aparatur institusi untuk bersama-sama menciptakan pariwisata yang nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada momentum libur panjang Isra Miraj dan Imlek 2025.
"Saya minta masyarakat saling memantau membantu terhadap kelancaran-kelancaran yang membantu pemerintah dalam menerima tamu yang akan hadir di Kabupaten Garut," kata Barnas di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, sejumlah instansi dari Pemkab Garut, kepolisian, dan pemangku kepentingan lainnya sudah melakukan persiapan untuk menghadapi musim libur panjang seperti mengatasi kemacetan, dan mengantisipasi gangguan lainnya di destinasi wisata.
Baca juga: Polres Garut terapkan satu arah atasi kepadatan kendaraan di jalur wisata
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Garut lampaui target
Seluruh jajaran di Garut, kata dia, harus mempersiapkan berbagai hal yang kemungkinan akan terjadi, tidak hanya kemacetan, tapi juga parkir kendaraan dan pungutan liar (pungli) yang dapat mengganggu kenyamanan wisatawan.
"Perlu mempersiapkan hal-hal yang mungkin akan terjadi, misalnya kemacetan, lalu kemudian ada pungli," katanya.
Ia menyampaikan, seperti daerah rawan kemacetan arus kendaraan di jalur masuk maupun keluar Garut diupayakan lancar tidak melebihi perkiraan waktu tempuh perjalanan di wilayah Garut.
Selain di jalan utama keluar masuk daerah Garut, kata dia, juga harus diantisipasi kemacetan di tempat-tempat wisata dan juga tindakan seperti meminta uang parkir kendaraan di luar batas normal.
"Terus kerawanan-kerawanan lain tentunya di tempat wisata ada permintaan yang tidak sesuai atau melebihi dari apa yang seharusnya, misalnya parkir Rp5 ribu diminta Rp50 ribu," katanya.
Baca juga: Wajah baru Garut ditargetkan jadi tujuan wisata
Menurut dia, kelancaran lalu lintas dan persoalan gangguan ketidaknyamanan di kawasan pariwisata itu harus diperhatikan bersama-sama untuk menjaga citra baik pariwisata Garut.
Upaya itu, kata dia, perlu dilakukan karena salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar yakni dari sektor pariwisata, apabila tidak dijaga baik maka akan berdampak pada PAD dan juga lainnya.
"Kita khawatir kalau hal itu tidak diantisipasi, Garut itu akan buruk citranya, dan kita itu kan sebetulnya PAD-nya banyak dari wisata, kalau wisatanya hancur, ya PAD Garut akan hancur," katanya.
Sementara itu, Kabupaten Garut memiliki banyak destinasi wisata mulai dari Taman Satwa Cikembulan, wisata budaya Candi Cangkuang, kemudian wisata danau Situ Cangkuang, Situ Bagendit, wisata alam pegunungan, kolam renang air hangat, pantai dan sebagainya.
Selain di jalan utama keluar masuk daerah Garut, kata dia, juga harus diantisipasi kemacetan di tempat-tempat wisata dan juga tindakan seperti meminta uang parkir kendaraan di luar batas normal.
"Terus kerawanan-kerawanan lain tentunya di tempat wisata ada permintaan yang tidak sesuai atau melebihi dari apa yang seharusnya, misalnya parkir Rp5 ribu diminta Rp50 ribu," katanya.
Baca juga: Wajah baru Garut ditargetkan jadi tujuan wisata
Menurut dia, kelancaran lalu lintas dan persoalan gangguan ketidaknyamanan di kawasan pariwisata itu harus diperhatikan bersama-sama untuk menjaga citra baik pariwisata Garut.
Upaya itu, kata dia, perlu dilakukan karena salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar yakni dari sektor pariwisata, apabila tidak dijaga baik maka akan berdampak pada PAD dan juga lainnya.
"Kita khawatir kalau hal itu tidak diantisipasi, Garut itu akan buruk citranya, dan kita itu kan sebetulnya PAD-nya banyak dari wisata, kalau wisatanya hancur, ya PAD Garut akan hancur," katanya.
Sementara itu, Kabupaten Garut memiliki banyak destinasi wisata mulai dari Taman Satwa Cikembulan, wisata budaya Candi Cangkuang, kemudian wisata danau Situ Cangkuang, Situ Bagendit, wisata alam pegunungan, kolam renang air hangat, pantai dan sebagainya.