Pontianak (ANTARA) - Manager Komersial PT Pelindo 2, Hervin Bayu Sanjaya mengatakan bahwa Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat saat ini sudah menjadi area konsolidasi untuk pengelolaan dan ekspor minyak mentah atau CPO.
"Hal itu karena saat ini CPO yang dikeluarkan dari Pelabuhan Kijing bukan hanya CPO lagi namun sudah banyak turunan lainnya, " ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan dengan posisi Pelabuhan Kijing yang strategis dan memiliki dermaga kedalaman 16 meter membuat kapal besar bisa bersandar. Kemudian hal itu menjadi daya tarik untuk menjadi pelabuhan untuk ekspor dan lainnya.
"CPO yang masuk ke Pelabuhan Kijing itu yang kemudian diekspor keluar atau diolah di sini bukan hanya dari Kalimantan Barat namun juga sudah dari Sumatera dan kawasan Kalimantan serta lainnya, " jelas dia.
Ia menyebutkan pada 2024 lalu arus komoditi curah cair yang terdiri CPO dan turunnya yang bongkar muat melalui Terminal Kijing mengalami kenaikan sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya.
"Pada 2023 bongkar muat curah cair di Pelabuhan Kijing ini 1,6 juta ton. Pada 2024 meningkat 12 persen atau menjadi 1,8 juta ton, " jelas dia.
Ia mengatakan sejak diresmikan pada 2020 lalu, negara tujuan ekspor melalui Pelabuhan Kijing yakni ke Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar, India, Bangladesh, Pakistan, China dan Korea Selatan.
Baca juga: Kemenangan RI di WTO bukti biodiesel CPO diakui dunia