Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembangunan industri LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk mengurangi impor dan mewujudkan ketahanan energi.
Menurut Bahlil, pengurangan impor LPG dengan membangun industri LPG di dalam negeri, memanfaatkan potensi C3 (propane) dan C4 (butana).
"Selebihnya dorong gasifikasi untuk jaringan gas ke rumah rakyat," kata Bahlil di Jakarta, Jumat.
Konsumsi dalam negeri LPG Indonesia sekitar 8 juta ton per tahun sedangkan produksi dari industri LPG domestik hanya 1,4 juta ton per tahun, sehingga impor sekitar 6-7 juta ton per tahun.
"Arahan Bapak Presiden RI adalah bagaimana mempercepat proses mengurangi impor," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.
Bahlil mengungkapkan rencana pemerintah membangun industri LPG guna mengurangi ketergantungan impor.
Baca juga: Produksi BBM dan LPG Kilang Plaju lebih100 persen
Baca juga: Pertamina perketat pengawasan takaran isi tabung LPG tiga kilogram
Pembangunan industri LPG domestik kurangi impor
Jumat, 17 Januari 2025 14:50 WIB

ilustrasi: Pekerja mengawasi tangki timbun di kawasan Depot LPG Tanjung Priok di Jakarta di Depot LPG Tanjung Priok. (ANTARA /Galih Pradipta)