Bogor (Antara Megapolitan) - Ikan sidat Anguilla spp. adalah salah satu komoditas akuakultur yang bernilai ekonomis tinggi dengan tingkat permintaan tinggi di kawasan internasional, harganya berkisar Rp 180 ribu - Rp 225 ribu per kilogram.
Namun, tingkat kematian yang tinggi masih menjadi permasalahan yang umum dijumpai dalam proses budidayanya, akibat ketidakmampuan ikan sidat beradaptasi dengan lingkungan budidaya.
Ikan sidat merupakan ikan katadromus yaitu ikan yang mengawali hidup di laut (menetas dari telur), setelah itu larva akan terbawa arus ke pantai dan masuk ke perairan tawar melalui muara sungai dan akan hidup hingga dewasa dan akan kembali ke laut untuk melakukan pemijahan.
Ikan sidat juga merupakan ikan karnivora yang memiliki pertumbuhan yang lambat.
Selain itu, kadar kisaran salinitas pada media pemeliharaan ikan sidat pada tahap pendederan sangat penting, karena akan berpengaruh pada konsumsi pakan, laju pertumbuhan, dan kelangsungan hidup.
Hal ini disebabkan oleh kerja osmotik ikan yang berkaitan dengan penggunaan energi. Sel ikan memerlukan kondisi yang seimbang antara ion di luar dan ion di dalam tubuh ikan.
Oleh karena itu, tim peneliti dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Tatag Budiardi, Oman Agus Sudrajat dan Yani Hadiroseyani melakukan percobaan terkait permasalahan tersebut.
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap kinerja produksi ikan sidat. Peneliti ini mencoba memelihara ikan sidat pada media bersalinitas (memiliki kadar garam) dengan beberapa perlakuan.
Dari hasil percobaannya menunjukkan bahwa salinitas media terbaik untuk kedua fase ikan adalah 0 g.L-1 (tanpa kadar garam) berdasarkan laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB) dan derajat kelangsungan hidup (DKH).
Secara keseluruhan, fingerling ikan sidat mampu beradaptasi pada kisaran salinitas media.(IR/NM)
Pakar IPB Teliti Kinerja Produksi Pendederan Ikan Sidat Pada Media Dengan Salinitas Berbeda
Selasa, 19 September 2017 16:07 WIB