Sukabumi (Antara Megapolitan) - Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisporabudpar) Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadi mengatakan artefak bidak catur terbuat dari batu di Desa Girimukti bukan buatan manusia.
"Dari hasil kajikan yang dilakukan oleh berbagai arkeolog dan petugas geologi Pemprov Jabar, ternyata hasilnya mengejutkan. Batu bidak catur yang ditemukan beberapa waktu lalu di Kecamatan Ciemas oleh warga ternyata bukan buatan manusia tetapi karena proses alam," kata Riyadi kepada Antara di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, pengkajian masih terus dilakukan untuk mengungkap temuan benda purbakala ini. Informasi dari arkeolog dan petugas geologi, batu yang menyerupai bidak catur itu sudah berusia ratusan tahun, dan terbentuknya melalui proses alam sehingga bisa dikatakan tidak ada campur tangan manusia.
Maka dari itu, dengan adanya temuan ini perlu adanya penanganan lebih lanjut, karena bisa dijadikan potensi wisata pendidikan untuk warga maupun wisatawan yang datang untuk melihat keajaiban alam ini.
Namun, belum diketahui apakah artefak batu bidak catur ini ada yang menyusunnya atau tidak, karena yang muncul ke permukaan hanya beberapa bongkah saja yang berukuran 50 cm hingga ada yang ukuran di atas satu meter.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan arkeolog dan ahli geologi untuk mengungkap temuan benda purbakala ini. Karena benda-benda ini dipastikan memiliki sejarah," tambahnya.
Riyadi mengatakan artefak tersebut diperkirakan tersebar di lahan seluas sekitar satu hektare di Desa Girimukti dan informasinya beberapa bongkah batu dengan bentuk serupa terus muncul ke permukaan yang disebabkan tanah yang mengubur benda tersebut terkikis oleh hujan.
Artefak Bidak Catur Bukan Buatan Manusia
Senin, 26 September 2016 21:46 WIB
Batu bidak catur yang ditemukan beberapa waktu lalu di Kecamatan Ciemas oleh warga ternyata bukan buatan manusia tetapi karena proses alam.