Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur mengkaji ulang sistem sewa tanah untuk bangunan di bantaran saluran irigasi, karena banyak berefek negatif.
"Tanah di sepanjang bantaran saluran irigasi seharusnya menjadi jalur hijau, tetapi sekarang sangat banyak bangunan permanen di bantaran irigasi," katanya di sela peninjauan saluran irigasi yang dipenuhi sampah di Purwakarta, Senin.
Ia menyayangkan tanah bantaran saluran irigasi yang dipenuhi bangunan permanen. Kondisi itu terjadi akibat Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur cukup mudah mengizinkan sewa tanah untuk bangunan di sepanjang bantaran irigasi.
Dedi menyampaikan agar Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur mengkaji ulang sewa tanah di bantaran saluran irigasi, karena cukup banyak dampak negatifnya.
Di antara dampak negatif banyaknya bangunan di bantaran saluran irigasi tersebut ialah akan banyak sampah di saluran irigasi tersebut.
"Seperti terjadi di saluran irigasi sepanjang Tegal Junti hingga Pertigaan Poponcol Purwakarta, terdapat `gunungan` sampah," katanya.
Faktor lainnya, saluran irigasi tersebut mengalami pendangkalan, sehingga saat hujan deras air melimpas ke daratan.
"Saya meninjau kondisi saluran irigasi, petugas harus mengangkut sampah sampai dua truk, itu hanya dari saluran irigasi tersebut. Semua sampah itu berjenis sampah rumah tangga," kata Dedi.
Atas kondisi itulah, bupati meminta Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur mengkaji ulang sistem sewa tanah untuk bangunan di sepanjang bantaran saluran irigasi.
Bupati Purwakarta: Kaji Ulang Sewa Bantaran Irigasi
Senin, 4 April 2016 22:06 WIB
Tanah di sepanjang bantaran saluran irigasi seharusnya menjadi jalur hijau, tetapi sekarang sangat banyak bangunan permanen di bantaran irigasi.