Bogor, (Antara Megapolitan) - Bioteknologi memegang peranan yang penting dalam mencari solusi untuk menjawab permasalahan multidimensi di bidang keamanan pangan, demikian tema besar "International Symposium on Innovative Bioproduction Indonesia" yang diselenggarakan oleh LIPI di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
"Sebut saja teknik genetika, molekuler untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman pangan dan mengurangi dampak negatif cekaman biotik dan abiotik," kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Bambang Sunarko.
Ia menjelaskan, teknik genetika molekuler ini salah satu kontribusi nyata peneliti bioteknologi dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Tidak hanya itu, lanjut dia pengembangan pupuk alami, pemanfaatan genetika molekuler untuk meningkatkan kualitas produksi hewan ternak, serta aplikasi bioteknologi dalam penelitian pakan dan produksinya akan menjadi kontribusi penelitian bioteknologi yang menarik untuk dibahas.
Menurut Bambang lebih lanjut, permasalahan ketahanan pangan tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak tertentu saja.
"Kita memerlukan wadah lintas sektoral yang menggabungkan peneliti, akademisi dan kalangan industri bioteknolgi untuk mencari pemecehan bersama," katanya.
Selain isu ketahanan pangan, simposium yang digelar selama tiga hari itu juga mengupas soal eksplorasi biomassa dan mikroba guna memproduksi energi terbarukan (biorefinery) yang menggandeng Japan International Corporation Agency (JICA).
Ketua Panitia Simposium, Syamsidah Rahmawati mengatakan, beberapa puluh tahun ke depan cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi akan habis, industri biorefinery dianggap sebagai hal yang menjanjikan dalam menciptakan industri baru.
Ia menjelaskan, perkembangan biorefinery yang terintegrasi diidentifikasi sebagai bagian terpenting dalam mencapai tujuan produksi bahan bakar alternatif.
"Penelitian terkait biomassa, biochemical dan konversi thermochemical akan memungkinkan integrasi biorefinery untuk meningkatkan keberagaman yang berujung pada efektifitas dan efisiensi," katanya.
Tidak hanya pangan dan energi terbarukan, isu fudamental lainnya yang dibahas dalam simposium ini adalah keterbatasan bahan baku obat.
"Pengembangan penelitian biomedi berdasarkan penggunaan sumber daya dan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman serta teknologi DNA rekombinan untuk bioindustri juga diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan obat," kata Syamsidah.
Adapun topik yang akan dibahas seputar penemuan obat baru yaitu vaksin, kosmetika, aplikasi kultur sel, terapi dan diagnostik, nutrasetika serta kimia bahan alam.
Koordinator Kegiatan Keunggulan LIPI bidang Ketahanan Pangan, Puspita Lisdiyanti mengatakan, simposium ini diikuti sekitar 200 peserta yang berasal dari kalangan peneliti, dosen, mahasiswa, industri, dan perusahaan swasta, serta pembuat kebijakan dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Australia dan Prancis.
Bioteknologi Solusi Permasalahan Pangan Energi Dan Obat
Rabu, 16 September 2015 14:28 WIB
Teknik genetika, molekuler untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman pangan dan mengurangi dampak negatif cekaman biotik dan abiotik.