Bogor, 30/4 (ANTARA) - Memasuki musim kemarau Kementerian Kehutanan meningkatkan kewaspadaan potensi kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah Indonesia.
"Ada 20 persen wilayah hutan yang perlu diwaspadai potensi kebakarannya, dan ini perlu koordinasi semua pihak agar potensi kebakaran dapat dicegah," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dalam acara penutupan Diklat Satuan Manggala Agni Reaksi Taktis (Smart) di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin.
Menteri mengatakan, musim kemarau berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan cukup besar terjadi.
Berdasarkan data hotspot Satelit NOAA di Kementerian Kehutanan dari periode Januari hingga 22 April 2012 telah terpantau hotspot sejumlah 3.416 titik.
Hotspot tersebut selain tersebar di sembilan provinsi rawan kebakaran yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.
Pada periode yang sama tahun 2011 jumlah hotspot sebanyak 2.561 titik berarti terdapat peningkatan hotspot sebanyak 855 titik atau sebesar 33 persen.
Menurut Menteri, salah satu penyebab tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuka lahan dengan cara membakar.
Oleh karena itu, lanjut Menteri, dirinya menginstruksikan seluruh Dinas Kehutanan di wilayah Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dengan saling berkoordinasi.
"Tingkatkan koordinasi di daerah dalam melakukan tindakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan," kata Menteri.
Tidak hanya itu lanjut Menteri, melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan menitikberatkan pada upaya pencegahan.
Meningkatkan kesiapsiagaan dengan mendayugunakan tenaga dan sarana yang telah dimiliki dan menggalang kepedulian masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan bukan hanya tanggungjawab Polhut saja. Tapi semua masyarakat juga harus berperan. Termasuk mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan kepada masyarakat," kata Menteri.
Menteri mengatakan masalah kebakaran hutan menjadi perhatian internasional. Karena efek kebakaran hutan timbulnya asap yang mengganggu stabilitas nasional dan hubungan bilateral antar negara.
Menteri menambahkan, berdasarkan data di Kementerian Kehutanan Bahwa kebakaran yang terjadi di lahan kurang lebih 80 persen sedangkan sisanya kurang lebih 20 persen terjadi di kawasan hutan.
Melihat sumber permasalahan dan lokasinya yang sudah terindentifikasi, diperlukan sebuah strategi yang tepat dalam melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
"Pemerintah telah serius menangani permasalahan kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan Inpres nomor 16 tahun 2011 menginstruksikan kepada 15 institusi untuk melakukan peningkatan pengendalian, kerjasama, koordinasi, peran serta masyarakat dan penegakan hukum dengan pemberian sanksi tegas kepada yang terlibat pembakaran hutan dan lahan," kata Menteri.
Sementara itu, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Darori menyatakan, selama kurun waktu tiga tahun terakhir terjadi penurunan jumlah kasus kebakaran hutan di Indonesia.
"Rata-rata sebesar 20 persen setiap tahunnya," kata Darori.
Darori menambahkan, kehadiran SMART dan Polhut yang tangguh dan terampil sangat diharapkan dalam mengurangi jumlah kasus kebakaran hutan.
Diklat Satuan Manggala Agni Radksi Teknis (SMART) diikuti 120 orang peserta yang berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Diklat yang berlangsung selama satu bulan (1-30 April), pembukaan berlangsung Kantor Pusat Pemadam Kebakaran DKI Jakarta di Ciracas Jakarta Timur. Penutupan diklat berlangsung di Kampus IPB Dramaga.
Dalam penutupan tersebut digelar simulasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh seluruh anggota SMART.
Parade simulasi tersebut juga melibatkan 162 personel yang disaksikan langsung oleh Menhut, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, dan seluruh jajaran dirjen Kementerian Kehutanan.
Dalam simulasi tersebut, anggota SMART memperlihatkan berbagai teknik penanggulangan kebakaran serta penyelamatan para korban kebakaran lahan dengan melibatkan helikopter SAR AU.
Laily R
